Tak hanya membuat gudang spesial dan mengatur jam kerja karyawan, inovasi lainnya kelak ditiru hampir seluruh supermarket di  Indonesia adalah tetap membuka Hero  pada hari Minggu dan hari libur. Baginya, hari libur tersebut justru dapat menjadi kesempatan untuk memperoleh pembeli khususnya keluarga yang menghabiskan waktu liburan bersama.

Hal tersebut membuat supermarket yang dibangunnya menjadi pelopor jam belanja alternatif di Indonesia. Pada 1989, Hero yang pada saat itu sudah memiliki 26 gerai dan 3.000 pemasok pun melantai di bursa efek Indonesia (BEI) dengan kode HERO.

Pada Mei 1992, Saleh meninggal dunia. Usaha yang dirintisnya kemudian diteruskan oleh putranya, Ipung Kurnia, dan berkembang pesat. Pada 2002, Hero Group meluncurkan hipermarket Giant yang merupakan lisensi dari Malaysia. Giant didirikan dengan konsep yang berbeda karena menyediakan pilihan barang yang lebih beragam, dari bahan makanan hingga peralatan rumah tangga.