Growthmates, saat ini banyak sekali franchise makanan cepat saji ‘ayam goreng’ yang ada di Indonesia. Sebut saja McDonalds, KFC, Wingstop, dan masih banyak lagi. Namun ada satu restoran ayam milik orang asli Indonesia, yakni Rocket Chicken.
Rocket Chicken adalah sebuah restoran makanan cepat saji ayam goreng yang tersebar hampir di penjuru Indonesia. Hingga kini, setidaknya Rocket Chicken memiliki lebih dari 1.000 outlet di berbagai daerah di Indonesia, bahkan di pelosok desa.
Rocket Chicken menyajikan berbagai menu seperti ayam goreng, burger, steik, chinese food, dan spaghetti yang sehat, berkualitas, halal, bercita rasa khas, dengan harga terjangkau. Sang pemilik sengaja memilih ayam goreng sebagai menu utama. Sebab, jenis makanan ini banyak digemari masyarakat di semua lapisan umur dan strata sosial.
Lantas, siapa pemilik Rocket Chicken? Bagaimana bisnis ini bisa sukses seperti saat ini? Olenka merangkum informasinya sebagai berikut.
Baca Juga: Cerita Dato Sri Tahir soal Latar Belakang Keluarga: Saya Hidup dari Setoran Sewa Becak
Siapa Pemilik Rocket Chicken?
Rocket Chicken merupakan bisnis makanan cepat saji yang dibangun oleh seorang pengusaha bernama Nurul Atik. Orang tuanya bekerja sebagai petani dan tukang batu.
Ia mendirikan gerai pertama Rocket Chicken di Jl. Wolter Monginsidi, Kota Semarang pada tahun 2010. Hanya dalam waktu dua tahun sejak memulai gerai pertamanya, Nurul Atik berhasil memiliki lebih dari 100 gerai. Enam dari ratusan gerai tersebut dimiliki sendiri oleh Nurul yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Ia bahkan berhasil mempekerjakan sekitar 84 karyawan dan berhasil memperoleh omzet mencapai Rp90 juta per bulannya. Penghasilan ini belum termasuk penghasilan dari kemitraan berbayar yang diperolehnya yang mencapai Rp100 juta setiap bulannya.
Keberhasilan Nurul Atik membesarkan Rocket Chicken menjadi waralaba makanan cepat saji hanya dalam waktu dua tahun ini pun membuatnya mendapatkan penghargaan Leader Market 2012 dari Menteri Perindustrian. Hingga saat ini, gerai Rocket Chicken bahkan telah berjumlah lebih dari 1.000. Dan, pada ulang tahun ke-12 Rocket Chicken, Nurul Atik pernah pun merilis film berjudul film “Atik” yang menceritakan tentang perjuangan hidupnya.
Baca Juga: Pesan Dato Sri Tahir untuk Para Crazy Rich yang Hobi Flexing
Mantan Office Boy
Nurul Atik bekerja sebagai petugas cleaning service atau Office Boy (OB) di salah satu restoran cepat saji ternama, yakni California Fried Chicken (CFC) di Semarang, Jawa Tengah pada tahun 1986. Pria kelahiran 25 Juni 1966 ini bahkan terpaksa mengubur mimpinya untuk melanjutkan sekolah lantaran kesibukannya bekerja.
Sebagai seorang OB, gajinya tentu saja terbilang pas-pasan. Ia menerima upah sekitar Rp35.000 per bulan yang kemudian dibaginya untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya seperti biaya makan, transportasi, hingga biaya kos. Untuk menghemat uang transportasi, ia juga memilih berjalan kaki ke tempat kerjanya.
Pekerjaan sebagai OB membuatnya harus memutar otak agar bisa memenuhi kebutuhan ekonomi bulanan. Berkat ketekunannya, setelah menjadi OB, dia pun dipromosikan jadi tukang masak, kasir, supervisor, asisten manager dan terakhir menjadi manager area CFC. Semua itu dijalaninya dalam kurun waktu tujuh tahun.
Sebenarnya ia bisa mendapatkan posisi yang lebih tinggi lagi, tetapi harus memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi.
Baca Juga: Chairul Tanjung Ungkap Kunci Sukses Pengusaha, Ternyata Bukan Jago Melihat Peluang
Mulai Mengembangkan Usaha Sendiri
Setelah 10 tahun bekerja di CFC, Nurul Atik mantap memutuskan keluar dan mengembangkan usaha sendiri. Berbekal pengalamannya selama 10 tahun, ia dan rekannya mendirikan sebuah restoran cepat saji sendiri bernama Quick Chicken.
Bisnis yang dibuat bareng dengan koleganya ini berkembang dengan baik, namun terjadi perbedaan pendapat sehingga Nurul memutuskan mundur.
Setelah tak lagi di Quick Chicken, Nurul Atik mencoba berjualan aneka macam gorengan selama kurang lebih 2 tahun di kota Yogyakarta. Tak lama setelah itu, ia pun kemudian mencoba kembali peruntungannya dengan membangun usaha makanan cepat saji ayam goreng dengan nama Rocket Chicken dengan dukungan dari kakaknya.
Dapat Inspirasi Nama Brand saat Mandi
Nur Atik mengatakan, dalam menyiapkan Rocket Chiken dia hanya membutuhkan waktu satu bulan. Ia mengaku mendapat dukungan dari kakaknya untuk mandiri. Pengalaman bekerja di bisnis fried chicken jadi modalnya dalam meniti bisnis.
Nama Rocket Chicken baru diputuskan setelah beberapa kali berganti opsi. Mulanya akan diberi nama Royal, ternyata keponakannya tidak setuju. Setelah dia mencari tahu, Royal memiliki arti yang cenderung negatif. Lalu opsi selanjutnya akan diberi nama Riyal, valuta uang Arab. Namun, kakaknya malah mengartikan sebagai rel kereta yang diinjak orang.
Kemudian dia merenung di kamar mandi, teringat dengan pesan salah satu orang saat masih bekerja yang mengatakan untuk membuat brand harus menggunakan diksi yang mudah diingat.
Filosofi diambil nama ‘rocket’ diharapkan akan melesat dan gak akan turun selama ada bahan bakar. Bahan bakar disini maksudnya SDM yang banyak. Jadi, dia akan menyediakan banyak lapangan kerja, membuat teamwork yang keren dan akhirnya akan terbang terus.
Baca Juga: Kunci Sukses Entrepreneur Ciptakan Inovasi Jadikan Bisnis Luar Biasa
"Saya dapat Rocket, kok kayaknya meroket enak ya, cepat. Filosofinya melesat. Rocket kalau bahan bakar enggak habis enggak akan turun, bahan bakarnya SDM sebanyak mungkin, ciptakan lapangan kerja, bikin teamwork yang baik insyaallah bisa berjalan,” bebernya.
Setelah dapat ide nama tersebut dia menelepon rekannya untuk meminta pertimbangan dan masukan. Apakah nama tersebut sudah ada yang mematenkan atau belum. Ternyata belum ada, dan setelah buka, tiga hari berikutnya nama tersebut dipatenkan
Awal Kesuksesan Rocket Chicken
Nurul Atik membangun gerai pertama Rocket Chicken di Jl. Wolter Monginsidi, Kota Semarang pada tahun 2010 silam. Pengalamannya selama bertahun-tahun di bidang ini dan kerja kerasnya membuat bisnis Rocket Chicken ini mampu berkembang pesat.
Dua tahun setelah gerai pertama berdiri, Nurul Atik telah mampu memiliki lebih dari 100 gerai yang tersebar di wilayah Jawa tengah dan Jawa Timur. Ia juga mampu mempekerjakan sekitar 84 karyawan dengan omzet bulanan mencapai Rp90 juta pada tahun 2012. Penghasilan tersebut belum termasuk penghasilan dari kemitraan berbayar yang mencapai Rp90-1000 juta setiap bulannya.
Di tahun yang sama, Nurul Atik mendapatkan penghargaan Leader Market 2012 dari Menteri Perindustrian berkat keberhasilannya mengembangkan Rocket Chicken dalam waktu yang cukup singkat.
Hingga saat ini gerai Rocket Chicken telah mencapai 1.000 unit yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan ribuan gerai tersebut, Nurul Atik berhasil mengumpulkan omzet hingga Rp1,2 triliun per tahun atau Rp100 miliar per bulan dari seluruh outlet dan kemitraan berbayar Rocket Chicken.
Baca Juga: Kisah Inspiratif Chris Gardner: Pernah Jadi Tunawisma, Kini Sukses Jadi Miliarder Ternama
Skema Bisnis Waralaba
Saat ini, jumlah gerai waralaba Rocket Chicken mencapai lebih dari 1.000 gerai yang tersebar di provinsi Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Banten.
Kelebihan waralaba ini adalah harga paket menunya yang murah meriah, tetapi tetap menjaga kualitas, sehingga sangat digemari anak-anak sekolah dan para mahasiswa.
Nurul tergolong cerdas dalam menyusun strategi pemasaran. Dia tak mau berbenturan dengan waralaba sejenis yang berukuran besar (seperti CFC, KFC, McDonald's), sehingga dia lebih menyasar konsumen kelas menengah ke bawah terutama anak-anak sekolah dan para mahasiswa yang senang makan ayam goreng.
Bagi para calon mitra usaha yang ingin membeli franchise ini, harus menyiapkan modal awal sekitar Rp 155 juta (belum termasuk sewa gedung) yang dipakai untuk membayar biaya waralaba sekitar Rp 15 juta selama lima tahun, biaya promosi, perlengkapan, pelatihan karyawan, bahan baku dan kontrol manajemen. Sedangkan, untuk biaya royalti bisa dibayarkan sebesar 25 persen dari laba bersih atau 5 persen dari omzet kotor setiap bulan.
Kunci Sukses Nurul Atik
Salah satu kunci kesuksesan Nurul Atik adalah mindset untuk tumbuh dan pengembangan tim. Dia juga bilang, untuk memulai usaha yang dibutuhkan adalah modal mental. Ia mengaku pernah berjualan pisang goreng, tahu Sumedang, hingga pecel lele, meski sudah menjadi direktur dan area manager.
"Saya punya prinsip anak-anak saya jangan seperti saya ke depan, jaring persaudaraan jangan nyakitin orang. Siapa tekun pasti tekan," tuturnya.
Selain uang, bagi Nurul modal utama menjalankan usahanya ini adalah ilmu, tim, dan kesempatan tadi. Hal yang menurutnya harus segera dimanfaatkan.
Selanjutnya, kata dia, tanpa tim yang solid juga, ia yakin bisnisnya ini tak bisa berkembang sejauh ini. Ia mengakui bahwa tim yang hebatlah yang mengembangkan bisnis ini. Saat pertemuan membuat SOP bahkan ia tidak bisa hadir. Ia percayakan hal itu pada para staf.
Nurul Atik mentakan, jika brand Rocket Chicken pernah ditawar oleh pengusaha besar Antony Salim. Namun, ia enggan melepaskan usahanya ini. Ia ingin agar usaha ini bisa dimiliki oleh banyak orang lewat sistem waralaba yang ia jalankan sekarang.
Nah Growthmates, kisah sukses Nurul Atik menunjukkan bahwa siapa pun, dari latar belakang apa pun, dapat meraih kesuksesan jika ia memiliki tekad dan kerja keras yang tinggi. Semoga kisahnya menginspirasimu, ya!
Baca Juga: Wawancara Eksklusif: Variabel Penting Dalam Mencapai Kesuksesan dari Kacamata Dato Sri Tahir