Chief Operating Officer PT Djarum, Victor Rachmat Hartono, membagikan cerita menarik di balik akuisisi Bakmi Gajah Mada (Bakmi GM), salah satu merek kuliner paling legendaris di Indonesia. 

Menurutnya, langkah ini sebenarnya bukanlah bagian dari rencana besar Grup Djarum. Kesempatan itu muncul ketika keluarga pemilik Bakmi GM menawarkan penjualan usaha mereka melalui skema limited bidding.

Keputusan menjual bisnis diambil karena faktor usia para pemilik. Delapan orang pemegang saham utama rata-rata telah berusia 70–80 tahun. Mereka sudah berkecimpung sejak remaja, membantu orang tua mereka mengembangkan bisnis bakmi ini hingga bertahan lebih dari enam dekade. 

Baca Juga: Lebih Dekat dengan Tjhai Sioe dan Loei Kwai Fong Pasutri di Balik Kejayaan Bakmi Gajah Mada

“Yang punya Bakmi Gajah Mada itu rata-rata umur 70–80-an, sudah bantuin orang tuanya bikin bakmi sejak belasan tahun. Jadi, setelah 60–70 tahun berkecimpung, mereka merasa sudah cukup,” jelas Victor dikutip Olenka, Kamis (28/8/2025).

Dalam proses limited bidding tersebut, ada tiga calon pembeli yang diundang, salah satunya Grup Djarum. Tanpa perencanaan awal, Djarum ikut serta dan akhirnya berhasil memenangkan penawaran. 

“Jadi, tahun lalu kita nggak ada rencana apa-apa, lalu ditawarkan bidding oleh keluarga Bakmi Gajah Mada, dan akhirnya kita menang,” ungkap Victor. 

Dari hasil bidding, Grup Djarum resmi mengakuisisi 85% saham PT Griya Miesejati, induk Bakmi GM, dengan nilai transaksi sekitar Rp2,1 triliun. Lebih dari sekadar transaksi bisnis, akuisisi ini menandai langkah strategis Djarum dalam memperkuat portofolio di sektor Food & Beverage (F&B). 

Baca Juga: Kisah Mercon Legendaris Cap Leo Milik Keluarga Djarum

Bakmi GM yang berdiri sejak 1959 bukan hanya restoran, melainkan ikon kuliner yang melekat pada memori masyarakat urban Indonesia. Dengan manajemen baru, Djarum berkomitmen untuk menjaga autentisitas cita rasa sekaligus membawa merek ini ke level lebih tinggi.

Mengutip dari berbagai sumber, strategi Grup Djarum untuk Bakmi GM tidak hanya fokus pada memperluas jumlah gerai di dalam negeri, tetapi juga menjajaki peluang ekspansi ke pasar internasional. 

Dengan tren globalisasi kuliner Asia, peluang memperkenalkan bakmi khas Indonesia ke luar negeri terbuka lebar. Selain itu, inovasi produk seperti frozen food, layanan delivery, hingga kolaborasi lintas brand akan menjadi agenda penting untuk menjangkau generasi muda yang mengutamakan kepraktisan.

Langkah ini diharapkan tidak hanya menjaga eksistensi Bakmi GM sebagai legenda kuliner Nusantara, tetapi juga menjadikannya sebagai brand kuliner nasional yang mampu bersaing di kancah global.