‘Dilarang Masuk ke Bisnis Mochtar Riady Tidak Berarti Kiamat Bagi Saya’
Dikatakan Tahir, pertemuannya dengan Mochtar Riady saat itu terbilang sangat singkat. Ia pun sadar bahwa mertuanya bukan tipe orang yang suka berbincang-bincang santai tentang hal sehari-hari. Mochtar Riady bahkan tak bertanya ihwal kehidupannya dengan putri sulungnya sendiri.
“Ketika Pak Mochtar telah mengatakan apa yang ingin ia katakan, bahasa tubuhnya menunjukkan bahwa saya sebaiknya pergi. Saya pun langsung menangkap isyarat itu dan segera berpamitan kepadanya,” ujar Tahir.
Selang keluar dari kantor sang mertua, Tahir mengaku pikirannya berkecamuk. Ia merasa pertemuannya tadi tidak seperti pertemuan antar mertua dan menantu, melainkan seperti percakapan antara atasan dan bawahan. Namun, ia mengaku tetap berpikir positif akan ucapan mertuanya tersebut.
“Pokoknya saya berusaha tetap positif. Tidak ada yang salah dengan ucapan Pak Mochtar itu. Itu gayanya beliau, kaku dan formal. Itu hanya masalah adat istiadat yang berbeda. Saya harus menyesuaikan diri akan hal itu. Dan saya pun akhirnya meyakinkan diri dengan tekad agar saya bisa sukses,” tutur Tahir.
Tahir pun lantas mencerna kembali pertemuannya kala itu dengan sang mertua. Menurutnya, Mochtar Riady saat itu tak sekadar memberikan penjelasan singkat. Namun, pernyataannya sangat penting dan berimplikasi luas bagi keberadaan Tahir yang ada di tengah-tengah keluarga besar Riady.
Tahir juga menilai, ucapan Mochtar Riady juga menjadi ‘permohonan’ tegas bagaimana harusnya ia bersikap di masa mendatang yang akan dilaluinya bersama sang istri, Rosy Riady.
“Saya tidak diizinkan masuk ke perusahaan Pak Mochtar. Sata tidak mendapat menjadi bagian dari lini bisnis keluarga Riady. Pernyataan itu terus terngiang-ngiang, lantang, dan jelas. Pak Mochtar seakan-akan menekankan bahwa saya tidak boleh mengharapkan apapun dari keluarganya. Meski saya menikahi putrinya, tidak berarti saya menikmati kemewahan bisnis Mochtar Riady,” tutur Tahir.
Baca Juga: Kisah Kunjungan Dato Sri Tahir ke Vatikan, Sudah Dua Kali Bertemu Paus Fransiskus
Tahir pun mengaku selalu meyakinkan dirinya atas ucapan Mochtar Riady itu. Ia pun menganggap hal tersebut bukan hal mengejutkan baginya. Sebabnya, orang tuanya sendiri sedari dulu telah menjadikannya sosok mandiri. Ya, kedua orang tuanya telah mengajarkan banyak hal, tak terkecuali tentang harga diri.
Namun, ia mengaku bahwa dirinya agak terluka dengan kata-kata yang keluar dari mulut Mochtar Riady. Menurutnya, ada kesombongan di sana. Dan hal itu seperti menciptakan tembok tebal di antara keduanya.
“Jadi yang mengganggu saya sebenarnya itu adalah kenapa pak Mochtar harus menyampaikannya dengan cara seperti itu? Sudah pasti saya bukan menantu yang bermimpi jadi parasit. Saya tidak boleh menyebutnya sebagai suatu penghinaan, tapi cara dia (Mochtar Riady) mengatakannya membuat saya merasa seperti sebuah peringatan yang tidak pantas ditujukan kepada orang seperti saya,” tegas Tahir.
“Sekali lagi, bukan isi pesannya yang membuat saya kecewa. Melainkan cara penyampaiannya. Saya sangat menghormati pak Mochtar. Ia sangat hebat. Dan sepertinya apa yang disampaikannya itu menjadi tantangan bagi saya,” lanjut Tahir.
Tahir pun berkata, dirinya sama sekali tidak mempunyai bayangan menjadi seorang oportunis yang mengharapkan bagian bisnis sang mertua. Menurutnya, orang tuanya sendiri telah mengajarkannya tentang harga diri dan kerja keras, serta tentang betapa tidak tahu malunya jika kita bergantung pada orang lain.
“Kedua orang tua saya telah membuktikan bahwa perubahan nasib mungkin terjadi melalui kegigihan. Saya telah mendapat contoh konkret dari mereka. Dilarang masuk ke bisnis Mochtar Riady tidak berarti kiamat bagi saya,” tukas Tahir.
Lebih lanjut, Tahir mengatakan bahwa sesampainya ia di rumah, ia pun segera menceritakan semuanya kepada sang istri, Rosy Riady. Namun kata Tahir, sang istri tidak tampak terkejut. Rosy justru tampak sudah terbiasa dengan sikap ayahnya tersebut.
“Rosy saat itu hanya tersenyum dan menatap saya dengan ketenangan luar biasa. Dia berkata, ‘Itu kebiasaan di keluargaku, papa selalu mengungkapkan hal-hal yang tidak terduga,” tandas Tahir, seraya menirukan ucapan sang istri kepadanya.
Baca Juga: Rasa Cinta Dato Sri Tahir kepada Rosy Riady: Dia Keajaiban Menakjubkan dalam Hidup Saya