Masalah muncul ketika harga yang dijanjikan tidak ditepati. Alih-alih US$11,50 per saham seperti yang disepakati, Buffett justru ditawari harga lebih rendah.

Selisihnya hanya seperdelapan dolar, namun cukup untuk memicu amarahnya.

"11 dan tiga per delapan. Dia menipu saya seperdelapan," kenang Buffett.

"Itu membuat saya marah. Jadi saya pergi dan mulai membeli saham, mengambil alih perusahaan, dan memecat Tuan Stanton," sambungnya.

Keputusan emosional itu mengubah arah sejarah Berkshire Hathaway. Namun Buffett kemudian menyadari bahwa kesalahan terbesarnya bukanlah mengambil alih perusahaan, melainkan mempertahankan bisnis tekstil yang secara ekonomi terus merugi.

Ia menanamkan modal besar ke dalam bisnis yang buruk, alih-alih segera menjualnya dan mengalokasikan dana ke peluang yang lebih menjanjikan.

Pada 1967, Buffett memilih membeli perusahaan asuransi untuk Berkshire Hathaway, tetapi tetap mempertahankan bisnis tekstilnya selama hampir dua dekade.

Menurut pengakuannya, jika saat itu ia mengambil langkah berbeda, nilai Berkshire Hathaway bisa saja menjadi dua kali lipat lebih besar.

"Dan begitulah kisah tentang US$200 miliar," ujarnya, merujuk pada potensi nilai yang hilang akibat keputusan tersebut.

Dari pengalaman pahit itu, lahirlah salah satu prinsip investasi paling terkenal dari Buffett.

"Jika Anda ingin dikenal sebagai manajer yang baik, belilah bisnis yang baik," katanya.

Dalam laporan tahunannya beberapa dekade kemudian, ia menulis kalimat yang kini sering dikutip investor dunia, yaitu 'Ketika seorang manajer dengan reputasi cemerlang bertemu dengan bisnis yang memiliki reputasi ekonomi buruk, reputasi bisnis itulah yang tetap utuh'.

Filosofi ini menjadi fondasi gaya investasi Buffett hingga kini. Ia dikenal sebagai penganut investasi nilai jangka panjang, dengan fokus pada bisnis berkualitas tinggi yang memiliki fundamental kuat.

Bagi Buffett, membeli saham murah saja tidak cukup. Yang jauh lebih penting adalah memahami bisnisnya secara mendalam, percaya pada model usahanya, dan yakin bahwa bisnis tersebut mampu tumbuh secara berkelanjutan.

Baca Juga: Warren Buffett Ungkap Hal yang Lebih Penting dari Gaji Saat Memulai Karier, Apa Itu?