11. Julo
Perusahaan ini bergerak pada jasa financial technology (fintech) dan telah resmi terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Julo menyediakan pinjaman personal tanpa agunan dengan memanfaatkan teknologi big data serta machine learning secara inovatif melalui kemudahan aplikasi telepon seluler. Perusahaan ini didirikan pada akhir tahun 2016.
12. SIRCLO
SIRCLO merupakan perusahaan penyedia solusi omnichannel e-commerce di Indonesia yang membantu brands berjualan online. Didirikan pada tahun 2013, SIRCLO telah melayani lebih dari 150.000 brands dan lebih dari 500.000 pemilik warung; lebih dari 25 juta end-consumers yang telah terjangkau; serta lebih dari 80 titik distribusi yang tersebar di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Kerajaan Bisnis Media Group Rintisan Surya Paloh
13. Fuse
Didirikan pada tahun 2017, Fuse merupakan perusahaan insurtech yang menghubungkan produk-produk asuransi dari berbagai perusahaan asuransi melalui berbagai saluran distribusi dan mitra. Fuse menggunakan teknologi mutakhir agar asuransi menjadi mudah diakses oleh siapa pun.
14. Provident Growth
Provident Growth merupakan growth fund yang fokus pada investasi di bidang pengembangan teknologi di Asia Tenggara, terutama di Indonesia. Lewat Provident Growth, Saratoga menanamkan modal ventura pada beberapa bisnis startup di ranah digital. Provident Growth menguasai saham kepemilikan di beberapa perusahaan teknologi terkemuka di Asia Tenggara seperti Gojek, Gopay, Traveloka, Pomelo, Julo, Topica, Horangi, dan lain sebagainya.
15. Skystar Capital
Skystar Capital merupakan modal ventura pada tahap dini yang berdiri sejak tahun 2014. Perusahaan ini beroperasi ke berbagai sektor usaha, termasuk media, telekomunikasi, jasa keuangan, pertanian, layanan kesehatan, produk serta layanan konsumen, perhotelan dan pendidikan. Beberapa perusahaan yang berada dalam portofolio Skystar Capital ialah Carro, Sirclo, Dekoruma, Ritase, Fuse, dan Julo.
16. Tower Bersama
PT Tower Bersama Infrastructure Tbk merupakan perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi yang berkantor pusat di Jakarta. Didirikan pada tahun 2004, perusahaan ini resmi mencatatkan sahamnya ke BEI sejak tanggal 26 Oktober 2010 dengan kode emiten TBIG. Per 31 Desember 2023, TBIG memiliki 22.475 site telekomunikasi (lokasi fisik di mana BTS dan peralatan telekomunikasi lainnya ditempatkan) yang terdiri dari 22.357 menara telekomunikasi dan 118 jaringan IBS dengan total 41.227 penyewaan.