Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara merespons tudingan PDI-P yang menyebut dirinya bersama eks Politisi PDI-P Effendi Simbolon membicarakan Megawati Soekarnoputri ketika keduanya melakukan sebuah pertemuan beberapa waktu lalu.
Jokowi dengan tegas membantah tudingan yang dilontarkan PDI-P lewat juru bicaranya Guntur Romli itu, eks Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan dirinya bersama Effendi Simbolon sama sekali tak menyinggung kepemimpinan Megawati di PDI-P. Toh keduanya sudah bukan lagi menjadi bagian dari partai moncong putih itu.
“Saya ngobrol biasa (dengan Effendi Simbolon),” kata Jokowi kepada wartawan dilansir Jumat (10/1/2024).
Baca Juga: Minta Megawati Mundur Jadi Ketum, Desakan Effendi Simbolon Disuruh Jokowi?
Adapun PDI-P menyeret nama Jokowi ketika merespons pernyataan Effendi Simbolon yang meminta Megawati meletakan jabatan ketua umum PDI-P sebagai bentuk pertanggung jawaban atas perkara yang menimpa Hasto Kristiyanto yang sekarang ini telah menjadi tersangka dalam kasus Harun Masiku. PDI-P menuding pernyataan Effendi Simbolon telah dirancang bersama Jokowi.
“Kami kan sudah dianggap bukan bagian (PDIP) lagi, jadi ya ngapain kita berbicara mengenai itu (PDIP dan Megawati),” tegas Jokowi.
Disinggung mengenai pernyataan Effendi yang meminta Megawati mundur dari kursi ketua umum PDI-P, Jokowi enggan memberi tanggapan. Dia mengatakan, tak mengetahui secara jelas duduk perkaranya, jadi sebaiknya hal tersebut ditanyakan langsung kepada Effendi atau ke PDI-P.
“Tanyakan ke Pak Effendi ya, itu kan statement beliau. Ya itu terserah Pak Effendi, yang komentar sana kok ditanyakan ke saya, keliru lagi nanti kalau seperti itu,” ucap Jokowi.
Adapun nama Jokowi ikut disebut-sebut PDI-P ketika merespons pernyataan Effendi Simbolon. Juru Bicara PDI-P Guntur Romli mengatakan, ide Effendi Simbolon tak mungkin muncul secara spontan, dia lantas menduga permintaan agar Megawati segera meletakan jabatan ketua umum PDI-P itu muncul setelah yang bersangkutan bertemu dengan Presiden ke-7 RI yang juga merupakan eks politisi PDI-P Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu.
"Effendi Simbolon baru bertemu dengan Jokowi, mungkin itu (permintaan Megawati mundur) hasil pertemuan mereka yang sama-sama pecatan PDI Perjuangan," kata Guntur Romli.
Dengan adanya desakan dari Effendi Simbolon itu, Guntur Romli menyebut pernyataan Megawati beberapa waktu lalu mulai terbukti, dimana Mega menyebut ada kelompok tertentu yang ingin menghancurkan PDI-P.
"Maka sudah benar apa yang disampaikan oleh Ibu Megawati tanggal 12 Desember, ada yang mau mengawut-awut (acak-acak) partai," kata dia.
Baca Juga: Gerindra: Indonesia Kembali Diperhitungkan Dunia, Kita Bangga dengan Kerja Pak Prabowo
Guntur Romli lalu menyinggung kasus hukum yang menimpa Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto yang saat ini telah ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus Harun Masiku. Dia menduga kasus dipolitisasi untuk menekan Megawati supaya segera meletakan jabatannya.
"Maka kami semakin yakin, penetapan tersangka pada Saudara Sekjen merupakan 'orderan politik' sebagai pintu masuk menekan Ibu Megawati mundur," tuturnya.