Juru bicara PDIP Guntur Romli ikut merespons ucapan eks kader PDIP Effendi Simbolon yang meminta Megawati Soekarnoputri untuk mundur dari kursi Ketua UMUM PDIP.
Adapun ucapan Effendi tersebut dikatakaan usai Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ditetapkan sebagai tersangka kasus suap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Baca Juga: Reaksi Santai Jokowi Usai Dilaporkan ke KPK: Ya Enggak Apa-Apa, Sudah Sering...
Baca Juga: Hasto Jadi Tersangka, KPK Buka Peluang Panggil Megawati di Kasus Harun Masiku
Baca Juga: Effendi Simbolon Minta Megawati Mundur Buntut Kasus Hasto, PDI-P Singgung Pertemuan dengan Jokowi
Menurut Effendi, PDIP harus melakukan perubahan besar dengan tidak hanya mengganti Sekjennya, tetapi juga Ketua Umumnya.
"Ya harus diperbaharui semuanya. Mungkin sampai ke ketua umumnya harus diperbaharui. Bukan hanya level Sekjen ya. Sudah waktunya lah, sudah waktunya ada pembaharuan total," ujarnya, Rabu kemarin.
Menurut dia, kasus yang menyeret Hasto tersebut sudah sangat fatal, dan ia kembali menegaskan jika PDIP bukan milik pribadi.
"Karena ini kan fatal, harusnya semua kepemimpinan juga harus mengundurkan diri. Kan partai itu bukan milik perorangan, partai itu diatur undang-undang parpol. Jadi, harus mempertanggungjawabkan kepada publiknya juga harus tinggi," katanya.
"Bukan soal regenerasi, harus ada pertanggung jawaban dari ketua umum juga bahwa ini kan ada pelanggaran hukum," sambungnya.
Namun, menurut Guntur Romli, apa yang disampaikan Effendi merupakan hasil pertemuan dengan Jokowi.
"Effendi Simbolon baru bertemu dengan Jokowi, mungkin itu hasil pertemuan mereka yang sama-sama pecatan PDI Perjuangan," katanya.
Kemudian, ia juga membuka pernyataan Megawati pada 12 Desember 2024 lalu adalah benar.
"Maka sudah benar apa yang disampaikan oleh Ibu Megawati tanggal 12 Desember ada yang mau mengawut-awut (acak-acak) partai," tegasnya.