Bagi Tahir mereka yang mau berbagi namun menunggu hidup bergelimang harta adalah orang sampai kapan pun tak bakal bisa melakukannya, sebab mereka tak pernah mensyukuri kondisi mereka, perasaan tidak pernah cukup itu tidak akan pernah berubah.
“Sebagian besar dari kita mungkin masih terjebak dalam anggapan ini: bagaimana mungkin kita bisa memberi sementara tabungan kita di bank tidak bertambah? Mari kita tunggu dulu sampai kita bisa memberi, sampai kita punya penghasilan yang melimpah dan tabungan kita di bank sudah berlipat ganda. Mari kita mulai bersedekah kepada yang membutuhkan ketika kita sudah punya mobil yang banyak dan rumah yang lebih mewah. Biasanya, niat untuk memberi tidak akan pernah terwujud,” tuturnya.
Menurut Tahir kurangnya rasa syukur adalah penghambat terbesar untuk berbagi, ketiadaan rasa tersebut jelas menjadi tembok kokoh yang menghalangi semua niat baik. Menyukuri keadaan adalah kunci utama kerelaan hati.
“Pengalaman hidup saya mengajarkan saya bahwa memberi tidak termasuk dalam perhitungan untung rugi. Memberi tidak selalu bergantung pada situasi atau kondisi tertentu,” pungkasnya.