Filantropis Indonesia sekaligus pemilik Mayapada Group, Dato Sri Tahir berharap berbagai kegiatan amal yang ia lakukan dapat memotivasi banyak orang, dia ingin apa yang dilakukannya selama ini menginspirasi banyak orang.

Tahir yakin apabila langkahnya diikuti banyak orang, maka dunia bakal lebih damai, orang-orang saling mencintai dan melengkapi satu sama lain, cinta ditebar di mana-mana. 

Tahir sendiri punya harapan besar akan terwujudnya kehidupan yang tentram, hal itu bisa terealisasi apabila semua orang saling mengasihi, saling memberi satu sama lain. Baginya keserakahan hanya membawa malapetaka, ia hanya membawa energi negatif. Memberi menghasilkan kebahagian. 

“Saya melihat semangat memberi bukan hanya sebagai pola pikir yang berdampak pada orang yang terlibat, tetapi juga sebagai kekuatan luar biasa yang dapat mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik. Bayangkan saja apa yang akan terjadi di dunia ini jika sebagian besar orang termotivasi untuk saling membantu.  Planet ini akan dihujani dengan cinta,” kata Tahir dilansir Olenka.id Selasa (29/4/2025). 

“Akan ada perasaan positif di mana-mana karena mencintai dan dicintai memberi kehidupan kekuatan. Keserakahan dan keegoisan dalam menjaga kekayaan seseorang dengan rasa takut yang tidak masuk akal akan kehilangan satu sen pun dari tumpukan kekayaan seseorang akan menghasilkan energi negatif di dunia ini,” tambahnya. 

Belajar Ikhlas

Menurut Tahir, keikhlasan adalah syarat mutlak untuk memberi, ketulusan hati ini yang memancarkan cahaya kebahagian. Soal ilmu ikhlas, Tahir sudah khatam, ia telah mempelajarinya sejak  kecil, didikan seperti ini yang kelak membentuk karakternya sebagai pribadi yang dermawan. 

Berbagi bukan barang baru buat Tahir, pemandangan seperti itu sudah menjadi pemandangan lumrah, berbagi ke sesama yang membutuhkan adalah rutinitas keluarganya sejak dulu, sejak mereka masih hidup pas-pasan.

Sang ibu menjadi pelopornya, ia terbiasa menyisihkan uangnya untuk diberikan kepada mereka yang membutuhkan di lingkungan tempat tinggal merek, atau di gereja. la selalu tahu siapa saja yang sakit atau sedang  dalam masalah serius.

“Saya sudah belajar tentang keikhlasan sejak kecil. Orang tua saya yang mengajarkannya. Kami sama sekali tidak kaya. Kami sangat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dulu, saat Mamah belum sukses dalam usahanya, setiap bulan kami harus berjuang keras mencari cara untuk membayar cicilan rumah dan biaya sekolah saya dan adik-adik. Namun, hebatnya Mamah masih bisa berbagi,” tuturnya.    

“Setiap kali mendengar orang menghadapi masalah serius dan meminta solusi kepadanya, Mamah akan segera bertindak. Jika menyangkut uang, ia akan segera mengambil dompetnya. Jika seseorang membutuhkan teman, ia akan segera berganti pakaian dan mengantar orang tersebut ke tempat tujuan,” tambahnya. 

Meminjamkan Uang Kepada Tuhan

Tahir memang didik dengan cara sederhana, masalah berbagi kepada sesama adalah pemandangan lumrah sejak ia masih kecil, ibundanya bahkan secara khusus selalu memberinya petuah supaya supaya Tahir tumbuh sebagai pribadi yang tulus berbagi ke sesama, pribadi yang lapang dada mengulurkan tangannya untuk semua orang. 

Ibundanya percaya bahwa memberi sama halnya menginvestasikan kebaikan yang kelak menjadi bekal perjalanan selanjutnya di akhirat. Untuk itu  tak pernah mendidik Tahir menjadi pribadi yang kikir dan menjadi manusia yang serba perhitungan perhitungan. 

"Tahir, ketika kita memberi uang kepada orang yang membutuhkan, sebenarnya kita meminjamkannya kepada Tuhan. Tuhan pasti ingin menolong orang tersebut, tetapi Dia membutuhkan tangan kita sebagai saluran berkat bagi orang lain,” kata Tahir menirukan pesan ibundanya. 

"Apakah kamu tidak takut kekurangan uang? Bagaimana jika dengan memberikan uangmu kepada orang lain, kamu malah tidak punya uang lagi untuk hidupmu sendiri? Apakah ada yang bisa membantumu? Apa artinya menjadi saluran berkat ketika kita sendiri sedang mengalami kesulitan keuangan?," ucapnya mengulang pertanyaan kala itu. 

"Tahir, memberi itu bagian dari iman. Kita melakukannya karena yakin bahwa Tuhan pasti akan menjaga hidup kita. Jangan sampai kita setengah-setengah. Kamu akan lihat suatu saat nanti, apakah kita akan mendapat masalah karena menolong orang lain. Tidak akan pernah. Tuhan akan menolong kita supaya kita bisa bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan kita. Dengan mau menjadi saluran berkat bagi orang lain, kita akan selalu dikelilingi oleh berkat-Nya, kesehatan, dan energi yang baik. Itulah berkat yang paling indah," ujar Tahir menirukan pernyataan ibundanya. 

Tak Perlu Kaya untuk Bersedekah

Contoh baik berbagai petuah  yang diperlihatkan sang bunda rupaya terpatri dalam benak Tahir, saat beranjak  dewasa dan ketika sudah punya penghasilan sendiri kebiasan untuk berbagi yang dilakukan ibunya mulai diteruskan Tahir. 

Prinsip Tahir sangat sederhana, berbagi untuk sesama tak perlu menunggu menjadi orang kaya, amal tak mengenal ruang dan waktu, ia bisa dilakukan kapan saja kuncinya adalah kerelaan hati.