Sebagai salah satu solusi terhadap masalah air di Asia Tenggara, Singapore International Foundation (SIF), bekerja sama dengan World Economic Forum, meluncurkan platform regional multi-pemangku kepentingan untuk mengatasi tantangan kritis perubahan iklim, dengan fokus pada isu-isu terkait air, kemarin (24/6), bernama Southeast Asia Partnership for Adaptation through Water (SEAPAW).
SEAPAW akan berfokus pada pengembangan komunitas dan mengidentifikasi proyek-proyek di berbagai bidang utama yang menarik untuk mendorong ketahanan iklim di Asia Tenggara. Selain itu, SEAPAW pun akan melaporkan kemajuan kawasan dalam mencapai tujuan ketahanan terkait air dan adaptasi iklim, yang akan membantu mengidentifikasi area yang membutuhkan tindakan lebih lanjut.
Baca Juga: Go Global, Pertamina Duduki Peringkat 3 Perusahaan Terbesar Versi Fortune 500 Asia Tenggara!
"SEAPAW memanfaatkan jaringan regional SIF dan keahlian World Economic Forum dalam kerja sama publik-swasta, dan dapat membantu mempromosikan investasi dalam ketahanan air untuk kepentingan kawasan dan dunia," terang Presiden Republik Singapura, Tharman Shanmugaratnam, sekaligus sosok yang menggawangi SIF, Co-chair GCEW (Global Commission on the Economics of Water), dan anggota Dewan Pengawas World Economic Forum, dalam peluncuran SEAPAW.
Sementara itu, Neo Gim Huay, Managing Director, Pusat Alam dan Iklim, World Economic Forum, mengatakan bahwa strategi iklim yang kokoh harus mencakup strategi air untuk memperkuat ketahanan bisnis dan menjamin kehidupan dan mata pencaharian yang lebih baik.
"Sembilan puluh persen dari peristiwa cuaca ekstrem berkaitan dengan air. Jika kita dapat melindungi sumber daya air, kita juga akan lebih mampu mengurangi dan pulih dari bencana terkait iklim. World Economic Forum senang bermitra dengan Singapore International Foundation untuk memperkuat upaya regional dalam adaptasi dan ketahanan komunitas melalui air," terangnya.
Dalam peluncuran yang dilakukan bersamaan dengan Singapore International Water Week 2024 tersebut, Profesor Khoo Teng Chye diumumkan sebagai Ketua SEAPAW. Saat ini, Profesor Khoo Teng Chye menjabat sebagai Direktur NUS Cities dan profesor praktik di College of Design and Engineering di National University of Singapore. Profesor Khoo juga aktif terlibat dalam platform internasional dan komite penasehat, mempromosikan praktik terbaik dalam hal keberlanjutan perkotaan.
"Krisis air sangat terkait dengan perubahan iklim; dan setiap negara perlu bekerja sama untuk mengatasinya. SEAPAW berfungsi sebagai fondasi penting untuk menggerakkan para pemangku kepentingan dan memanfaatkan kebijakan inovatif guna meningkatkan investasi, akses, ketahanan, dan keberlanjutan air. Sebagai Ketua dari platform pionir ini di kawasan Asia Tenggara, saya berkomitmen untuk memimpin diskusi, dan mendorong kolaborasi demi masa depan yang adil, inklusif, dan berorientasi pada iklim," pungkasnya.