PT ITSEC Asia Tbk, penyedia solusi keamanan siber, mengumumkan target strategis dan peta jalan pertumbuhan mereka dalam acara KBSA Live by Mirae Asset. Seiring dengan perkembangan lanskap keamanan siber, ITSEC Asia memosisikan diri untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan industri dan meningkatnya permintaan akan perlindungan digital yang kuat.
"Antara 2020 hingga 2023, ITSEC Asia mencatat tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) pendapatan sebesar 42%, didorong oleh portofolio layanan keamanan siber yang terus berkembang. Pada 2025, perusahaan menargetkan pertumbuhan di atas 50% per tahun sekaligus mencapai profitabilitas, yang sudah mulai diraih sejak 2024," ujar Doni Mora, Direktur ITSEC Asia, dikutip Rabu (5/2/2025).
Baca Juga: Realisasi Pertumbuhan Investasi 2024 Lampaui Target
Faktor utama yang mendorong pertumbuhan ITSEC Asia meliputi perluasan layanan, di mana perusahaan telah meningkatkan penawarannya dengan membentuk tim khusus untuk Digital Forensics & Incident Response, Fraud Management, dan Keamanan Teknologi Operasional.
Selain itu, dengan kantor di Singapura, Australia, serta kemitraan di 13 negara, ITSEC Asia memanfaatkan tingginya permintaan global akan solusi keamanan siber canggih. Terakhir, perangkat lunak milik ITSEC Asia, IntelliBroń, yang menghadirkan solusi seperti Orion dan Threat Intelligence, memberikan pendapatan berbasis langganan yang skalabel sekaligus meningkatkan loyalitas klien.
ITSEC Asia terus memperkuat keberadaannya di Asia Tenggara, Australia, dan kawasan lainnya. Pendekatan berbasis inovasi, kemitraan strategis, dan investasi dalam pengembangan talenta menempatkan perusahaan ini sebagai pemimpin global dalam industri keamanan siber.
Joseph Edi Lumban Gaol, Direktur Utama ITSEC Asia, menyatakan, "Visi kami adalah melindungi dunia dari ancaman siber, satu wilayah pada satu waktu, dengan solusi inovatif, terpercaya, dan berstandar global. IntelliBroń menjadi inti dari strategi kami, memungkinkan kami untuk mempertahankan pertumbuhan, meningkatkan profitabilitas, dan memberikan perlindungan terbaik bagi klien kami."
Keamanan siber kini menjadi fondasi utama ketahanan bisnis. Sebuah laporan dari Frost & Sullivan memperkirakan bahwa pasar keamanan siber di Indonesia akan tumbuh dengan CAGR sebesar 21% dari 2019 hingga 2030. Tren ini juga diperkuat oleh komitmen pemerintah Indonesia, seperti peningkatan dua kali lipat anggaran BSSN menjadi Rp1,2 triliun pada tahun 2024.