Dalam agenda Orange Movement 2025 yang digelar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 17 November 2025, dilakukan seremoni penerbitan Orange Bonds dan Orange Sukuks dari PT Permodalan Nasional Madani (PNM), senilai sekitar US$980 juta. Hal ini mengukuhkan Indonesia sebagai pemimpin global dalam penerbitan Orange Bonds terbesar di dunia dan Orange Sukuks pertama yang dirancang untuk memberdayakan 15,7 juta wirausaha perempuan.

Orange Bonds, Orange Sukuks, pinjaman, dan jaminan yang berstandar Orange Capital merupakan kelas aset lintas sektor yang berada di persimpangan antara kesetaraan gender dan aksi iklim; mewajibkan pengukuran, pelaporan, dan verifikasi dampak terhadap perempuan di tahap akhir.

Baca Juga: Danantara Berbicara Dampak Redenominasi Rupiah Terhadap Investasi

"Orange Bonds melampaui obligasi berkelanjutan tradisional. Tidak seperti obligasi hijau konvensional yang berfokus terutama pada dampak lingkungan, Orange Bonds secara unik membahas persimpangan dampak sosial dan lingkungan sekaligus meningkatkan transparansi,” ujar Leonardo Teguh Sambodo, Wakil Menteri Pangan, Sumber Daya Alam, dan Lingkungan Hidup, Kementerian PPN/Bappenas, dalam konferensi pers yang digelar Senin (17/11/2025).

Dia melanjutkan, “Kami melihat ini sebagai mekanisme yang ampuh untuk mempercepat kemajuan SDG global dan memperkuat kepemimpinan negara-negara berkembang dalam keuangan berkelanjutan. Kepemimpinan Indonesia dengan 62% indikator SDG berada di jalur yang tepat dan lebih dari US$10 miliar yang disalurkan melalui obligasi tematik dan sukuk menunjukkan apa yang mungkin terjadi ketika kita menempatkan perempuan dan komunitas yang kurang terlayani di pusat sebagai mitra yang setara."

Orange Forum 2025 yang pertama kali digelar di Indonesia ini diinisiasi oleh Impact Investment Exchange (IIX), bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT). Forum ini mempertemukan lebih dari 300 investor institusional, pembuat kebijakan, dan pemimpin masyarakat sipil untuk menetapkan jalur guna meningkatkan solusi Orange Capital secara global.

Seiring dengan membengkaknya kesenjangan pendanaan SDG hingga triliunan dolar, para pemimpin dari negara-negara berkembang berkumpul di forum ini untuk memajukan keuangan yang cerdas iklim dan setara gender yang membuka akses modal swasta dalam skala besar. Kegiatan ini menjadi bagian perjalanan misi Orange Movement untuk memobilisasi US$10 miliar pada tahun 2030 guna memberdayakan 100 juta perempuan, anak perempuan, dan minoritas gender, serta mempercepat kemajuan dalam menutup kesenjangan pendanaan SDG. Diskusi ini juga memperkuat peran kepemimpinan Indonesia dalam Orange Movement.

Secara global, lebih dari 10 Orange Bonds telah mengkatalisasi US$1,4 miliar di Bangladesh, India, india, Filipina, Jepang, Sri Lanka, AS, Vietnam, dan lainnya.

"Orange Movement membuktikan bahwa solusi yang berorientasi pasar dapat membantu menutup kesenjangan pembiayaan SDG. Dengan mengakui perempuan sebagai pengganda, kami menunjukkan bagaimana membangun pasar modal yang inklusif mencapai keadilan iklim sejati, transisi yang adil, dan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan," ujar Prof. Durreen Shahnaz, Pendiri dan CEO IIX.

Orange Forum 2025 menempatkan Orange Movement, dengan Indonesia sebagai salah satu pemimpin dan katalisatornya, di garda terdepan dalam transformasi keuangan berkelanjutan global.