Perusahaan investasi dengan portofolio bisnis terdiversifikasi, PT Indika Energy Tbk (Perseroan), merilis Laporan Keuangan Konsolidasi untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024 (9M 2024). Perseroan mencetak Pendapatan sebesar US$1.784,2 juta dan Laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 34,4 juta pada 9M 2024.

Pada 9M 2024, Indika Energy mencatatkan penurunan Pendapatan sebesar 22,4% menjadi US$1.784,2 juta.  Hal itu terutama berasal dari Kideco Jaya Agung (Kideco) yang mencatat penurunan Pendapatan sebesar 17,7% menjadi US$1.404,9 juta karena harga jual rata-rata yang menurun. Pada 9M 2024, Kideco menjual 23,2 juta ton batu bara, meningkat 2,7% dibandingkan dengan 22,6 juta ton batu bara pada 9M 2023. Meski demikian, harga jual rata-rata batu bara di 9M 2024 menurun 19,9% menjadi US$60,6 per ton batu bara, dibandingkan harga rata-rata US$75,7 per ton pada 9M 2023.

Baca Juga: Q3 2024, Hankook Tire Catat Kenaikan Laba 18,6%

Kideco mengalokasikan 8,6 juta ton batu bara atau 37% dari volume penjualannya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri pada 9M 2024. Alokasi ini melampaui persyaratan domestic market obligation (DMO) sebesar 25% yang ditetapkan pemerintah.

Penurunan Pendapatan Perseroan juga dikontribusikan oleh Indika Indonesia Resources sebesar 60,4% menjadi US$138,9 juta di 9M 2024 dari US$351,1 juta pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan divestasi perusahaan tambang batubara Multi Tambangjaya Utama (MUTU) dan kontribusi dari bisnis perdagangan batubara yang menurun. Pendapatan Tripatra juga menurun 15,1% menjadi US$157,3 juta pada 9M 2024 yang terutama disebabkan oleh penurunan kontribusi proyek BP Tangguh.

Sementara itu, Interport Mandiri Utama (IMU) mencatat kenaikan Pendapatan sebesar 2,1% menjadi US$85,2 juta pada 9M 2024. Pendapatan Interport dikontribusikan oleh Cotrans sebesar US$56,1 juta, KGTE (penyimpanan bahan bakar) sebesar US$17,9 juta, Interport Business Park (IBP) sebesar US$6,8 juta dan ILSS sebesar US$ 4,0 juta.

Harga Pokok Penjualan (COGS) mengalami penurunan sebesar 18,5% menjadi US$1.514,8 juta pada 9M 2024 dibandingkan US$1.859,0 juta pada periode yang sama tahun 2023. Cash cost Kideco, termasuk royalti, turun 17,0% menjadi US$50,6 per ton pada 9M 2024 dibandingkan dengan US$61,0 per ton pada 9M 2023, terutama karena penurunan beban royalti sebagai dampak dari harga jual rata-rata batubara yang lebih rendah dan volume penjualan domestik yang lebih tinggi.

Pada 9M 2024 Perseroan mencatat Laba Kotor sebesar US$269,4 juta, menurun 38,7% dibandingkan US$439,8 juta pada 9M 2023. Sementara itu, Marjin Laba Kotor juga turun menjadi 15,1% di 9M 2024 dibandingkan dengan 19,1% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Beban Penjualan, Umum dan Administrasi menurun 31,2% menjadi US$133,1 juta di 9M 2024 dibandingkan US$193,5 juta pada 9M 2023 terutama disebabkan oleh penurunan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) terkait Kideco, penurunan biaya pemasaran sejalan dengan penurunan pendapatan Kideco, dan divestasi MUTU.

Sementara itu, Beban Keuangan Perseroan meningkat 14,7% menjadi US$71,8 juta pada 9M 2024 yang terutama disebabkan oleh premi dan percepatan amortisasi atas biaya penerbitan obligasi terkait pelunasan penuh Obligasi 2024, penawaran tender Obligasi 2025 sebesar US$8,1 juta, dan beban bunga yang lebih tinggi.

Sebagai hasilnya, Perseroan membukukan penurunan Laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi US$34,4 juta pada 9M 2024, dibandingkan US$93,8 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Perseroan juga mencatatkan Laba Bersih sebesar US$34,4 juta pada 9M 2024.

Baca Juga: Pendapatan Amar Bank Naik 20,37% Selama Kuartal III/2024

Pada 9M 2024, realisasi belanja modal (capital expenditure) pada 9M 2024 adalah sebesar US$80,6 juta dengan 85% dari dana tersebut atau US$68,8 juta digunakan untuk bisnis non-batu bara, termasuk Indika Mineral Investindo (terutama untuk proyek Awakmas) sebesar US$52,5 juta; Indika Nature sebesar US$5,2 juta, Ilectra Motor Group (IMG) sebesar US$2,7 juta, dan KALISTA sebesar US$2,0 juta.

"Di tengah berbagai tantangan dalam industri yang dihadapi, Indika Energy tetap fokus pada strategi diversifikasi yang kami lakukan. Sebagian besar dari belanja modal (capex) kami tahun ini, sebesar 85%, diarahkan untuk mengembangkan portofolio di sektor non-batu bara. Ini merupakan bentuk komitmen kami terhadap keberlanjutan dan transisi energi yang lebih bersih. Kami percaya bahwa langkah ini sejalan dengan visi jangka panjang Indika Energy untuk mencapai netral karbon pada 2050 dan memberikan dampak positif bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk masyarakat dan lingkungan," tutur Azis Armand, Vice President Director and Group CEO Indika Energy.

Pada tanggal 30 September 2024, Perseroan telah menerbitkan pemberitahuan 30 hari untuk menebus Obligasi 2025 dengan saldo tersisa sebesar US$201,5 juta yang dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober 2024. Pada tanggal 7 Oktober 2024, Kideco memperoleh persetujuan untuk produksi tambahan sebesar 1,1 juta ton batu bara. Total volume produksi yang disetujui untuk tahun 2024 adalah 30,55 juta ton dari sebelumnya 29,4 juta ton.

Indika Energy berinvestasi di berbagai sektor non-batu bara termasuk kendaraan listrik, pertambangan emas, solusi berbasis alam, energi baru dan terbarukan, serta teknologi digital. Langkah diversifikasi ini dilakukan untuk mendukung aspirasi Perseroan untuk mencapai netral karbon pada tahun 2050.