Saat ini, kesehatan mental menjadi isu yang sering dibahas di kalangan masyarakat lantaran gangguan kesehatan mental dapat dialami oleh siapa saja baik tua maupun muda. Lebih sering ditujukan/disuarakan oleh kalangan muda, pada kenyataannya isu kesehatan mental pun banyak dialami oleh kalangan yang lebih senior, misalnya kondisi depresi yang dialami menjelang dan setelah masa pensiun.
Bertepatan dengan perayaan Hari Kesehatan Mental Duni pada tanggal 10 Oktober, Allianz Indonesia mengadakan acara bertajuk Work Well, Retire Well, Live Well. Dalam kesempatan tersebut, Allianz Indonesia menyoroti kebutuhan kesehatan mental yang seimbang bagi para karyawan, tidak hanya di masa produktif, tetapi juga di masa pensiun.
Baca Juga: 7 Audiobooks untuk Memahami Pentingnya Kesehatan Mental
"Ada beberapa tahapan reaksi atas suatu perubahan. Ini dimulai dari seseorang mengantisipasi sesuatu akan terjadi (anticipation); menghadapi kenyataan dengan kondisi yang berbeda (letting go), menghadapi segala sesuatu yang tidak lagi seperti sebelumnya (disorientation); menilai kembali atau mempunyai pandangan baru dalam menentukan situasi dan penilaian; kemudian menghubungkan kembali ke satu tujuan tertentu (re-commitment)," ujar Psikolog Industri & Organisasi, Ade Goenawan, dikutip Minggu (13/10/2024).
Dalam konteks kehidupan pascapensiun, Ade Goenawan menjelaskan beberapa perubahan yang menimbulkan kesehatan mental ini disebabkan ketika seseorang kehilangan rutinitas, sulit bersosialisasi, kesepian, dan mengalami post-power syndrome (kondisi seseorang membandingkan pencapaian masa lalu dengan masa kini).
"Perubahan yang drastis ini sangat memengaruhi kondisi mental seseorang hingga dapat menurunnya rasa percaya diri dan bahkan menyebabkan depresi. Untuk itu, hal ini juga perlu diperhatikan," tegasnya.
Berikut beberapa tips penyesuaian diri di masa kehidupan setelah pensiun yang dapat dilakukan sebagai langkah pencegahan gangguan kesehatan mental:
1. Temukan tujuan baru dan aktif dengan rutinitas baru
Di masa produktif, kehidupan setiap orang diwarnai dengan tujuan hidup masing-masing. Namun, saat masa pensiun datang, beberapa orang dapat merasa tidak berguna lagi atau tidak memiliki tujuan hidup. Perasaan inilah yang dapat menimbulkan stres pascapensiun dan bahkan berdampak secara lanjut pada kesehatan tubuh keseluruhan.
Temukan tujuan baru yang ingin dicapai di masa pensiun. Ini bisa dimulai dengan berpikir positif dan fleksibel, meluangkan waktu untuk pengembangan diri, mengejar kembali hobi dan minat pribadi yang, dan lainnya. Dengan menemukan tujuan dan rutinitas baru, tidak akan ada celah untuk munculnya pikiran-pikiran yang dapat menurunkan semangat hidup.
2. Perkuat ikatan sosial dan keluarga
Hilangnya koneksi sosial berpotensi menimbulkan rasa kesepian dan sulitnya bersosialisasi serta dapat meningkatkan risiko depresi dna kecemasan.
Perasaan ini bisa dicegah dengan mengambil inisiatif untuk memperkuat ikatan dengan keluarga dan ikatan sosial seperti bergabung dengan komunitas-komunitas tertentu. Di masa pensiun ini, manfaatkan waktu yang dimiliki dengan menghabiskan waktu bersama keluarga, teman, dan kegiatan-kegiatan sosial di lingkungan sekitar untuk menjaga produktivitas dan sisi sosial.
3. Mempersiapkan diri sedari jauh-jauh hari
Kondisi finansial juga erat kaitannya dengan kesehatan jiwa dan raga. Hal ini menjadi bagian penting yang harus dipersiapkan untuk menikmati masa pensiun dengan maksimal dan melanjutkan hidup kedepannya.
Beberapa hal yang bisa dipersiapkan untuk menjaga kondisi finansial dapat melalui hasil yang telah diinvestasikan lewat berbagai instrumen investasi dan juga dana pensiun yang pengelolaannya langsung dikelola oleh lembaga keuangan dan tim investasi yang berpengalaman dan terpercaya. Pada program dana pensiun juga terdapat berbagai pilihan dana investasi dan juga bisa mengombinasikan pilihan investasi yang tersedia.
"Persiapan diri yang baik dari segi mental dan finansial sangat berperan penting dalam menjaga kesehatan mental. Dengan mengenali dampak masa pascapensiun terhadap kesehatan mental, kita dapat mengupayakan hidup dan masa depan yang lebih seimbang di kemudian hari," tutur Nina Hatumena, Head of People & Culture Allianz Life Indonesia.
Dia menutup, "Allianz Indonesia senantiasa memberikan perhatian lebih kepada karyawan sebagai aset penting bagi perusahaan, tidak hanya di masa produktif sebagai karyawan, tetapi juga persiapan para karyawan menghadapi masa pensiun ke depannya. Dengan demikian, kesadaran karyawan akan pentingnya menjaga kualitas hidup dapat terus meningkat demi masa depan yang berkualitas, tetap sehat, dan sejahtera."