Menyambut Hari Batik Nasional pada 2 Oktober, Shopee menghadirkan Festival Batik Lokal yang berlangsung pada 25 September hingga 5 Oktober 2025 melalui laman Shopee Pilih Lokal.

Kampanye ini mengajak masyarakat untuk semakin bangga mengenakan batik dengan menghadirkan ribuan koleksi istimewa dari tiga kampung batik ternama Indonesia: Lasem, Laweyan, dan Kauman, dalam tema “Bangga Batik Lokal”.

Pengguna bisa menemukan berbagai pilihan produk, mulai dari kain, atasan, bawahan, hingga aksesori batik dengan potongan harga hingga 80%.

Tak hanya itu, tersedia juga Koleksi Batik Mendunia, ratusan produk batik yang telah sukses diekspor ke Asia Tenggara, Asia Timur, hingga Amerika Latin melalui Program Ekspor Shopee dan Shopee Flexi.

“Batik menjadi salah satu kategori teratas dari Program Ekspor Shopee. Malaysia, Filipina, dan Singapura menjadi tiga destinasi utama ekspor batik. Kami senang melihat warisan budaya Indonesia diminati di dalam maupun luar negeri. Melalui Festival Batik Lokal, kami ingin mempromosikan batik agar para pengrajinnya bisa naik kelas di era digital,” jelas Satrya Pinandita, Head of Corporate Affairs Shopee Indonesia, dikutip Jumat (26/9/2025).

Kisah Pengrajin Tiga Kampung Batik: Menjaga Budaya, Merangkul Teknologi

1. Kampung Batik Lasem, Rembang

Lasem dikenal dengan Batik Tulis Lasem, hasil perpaduan budaya Tionghoa dan Jawa. Motif naga dan burung phoenix berpadu indah dengan pola klasik Jawa, menjadikannya khas dan dicari banyak orang.

Namun, pesona Lasem sempat meredup akibat persaingan dengan batik printing.

Farida, pemilik Batik Lasem Unik dan Java Lasem, mengisahkan bagaimana pelatihan pemerintah daerah mendorong warga kembali belajar membatik. Farida kemudian memanfaatkan Shopee sejak 2017 untuk memperluas pasarnya.

“Saya belajar dari nol, mulai membatik, berjualan offline, hingga online. Di Shopee, saya pakai fitur Shopee Live dan Shopee Video. Penjualan bisa tembus puluhan juta, dan itu jadi pemicu semangat kami,” ujar Farida.

Baca Juga: Dari Nol Jadi Jagoan Digital, Perjalanan UMKM Baru Bersama Shopee

2. Kampung Batik Kauman, Pekalongan

Kauman terkenal sebagai kampung batik yang warganya menjaga ekosistem batik secara kolektif. Di sini terdapat pusat UMKM, workshop, hingga ruang belajar generasi muda.

Salah satunya adalah Athya Sabrina bersama suaminya, Burhanuddin, pendiri Athya Batik yang fokus pada sarung batik khas Kauman.

“Dulu sarung batik khas Kauman hanya bisa ditemukan langsung di kampung. Kini, berkat Shopee, karya para pengrajin menjangkau berbagai daerah, dengan penjualan ratusan potong per bulan. Saat Lebaran, permintaan bisa naik empat kali lipat,” kata Athya.

3. Kampung Batik Laweyan, Solo

Laweyan adalah kampung batik tertua di Indonesia yang sudah ada sejak abad ke-14. Dari kampung ini, lahir kisah inspiratif Mahfud Fadholi, pendiri Batik Arkanza.

Sebelum membatik, Mahfud pernah bekerja sebagai driver dan ojek online. Ia merintis usahanya sejak 2018 dan langsung menjadikan Shopee sebagai kanal utama.

“Sejak awal, kami aktif menggunakan Shopee Iklan, Shopee Video, dan Shopee Live. Penjualan bisa naik tiga kali lipat saat kampanye. Batik Arkanza kini menembus delapan negara lewat Program Ekspor Shopee, dengan lebih dari 60 karyawan dan pengrajin lokal,” jelas Mahfud.

Selain menghadirkan koleksi batik, Shopee juga mengajak masyarakat berpartisipasi melalui template Instagram Story “Add Yours” di akun resmi @shopee_id.

Pengguna dapat mengunggah foto atau video dengan batik favorit mereka untuk menebarkan semangat bangga berbatik.

“Melalui Festival Batik Lokal, kami berharap batik tidak hanya identik dengan acara formal, tetapi juga relevan dengan gaya hidup sehari-hari masyarakat Indonesia. Kami ingin cerita dan nilai di balik setiap helai batik terus hidup lintas generasi,” tutup Satrya.

Baca Juga: Perjalanan Inspiratif UMKM Permanence Your Clothes di Hari Keluarga Bersama Shopee