Kolaborasi dan pendanaan menjadi dua hal yang tidak bisa lepas dari perusahaan rintisan alias startup. Bagaimanapun, keduanya menjadi motor bagi startup untuk bisa bertumbuh dan berkembang.
Sayangnya, kompetisi bagi startup untuk mendapatkan peluang kolaborasi dan pendanaan makin ketat seiring dengan banyaknya perusahaan rintisan yang didirikan, terutama oleh generasi muda. Pada saat yang sama, industri ini juga dihadapkan oleh fenomena yang disebut tech winter.
Baca Juga: Meneropong Peluang Investasi Startup dan Industri Teknologi Tahun 2024
Dalam periode tech winter ini, investasi teknologi dan aktivitas bisnis ke startup mengalami penurunan yang berkepanjangan dan signifikan. Hal demikian diamini oleh Direktur Central Capital Ventura (CCV), Adi Prasetyo. Ia menyebut, tahun 2023 nilai investasi ke startup turun signifikan hingga menyentuh level terendah dalam enam tahun terakhir.
"Dalam enam tahun terakhir, kami melihat ada tren yang menantang bagi startup, terutama dari segi penanaman modal sangat turun dan menyentuh titik terendah sejak enam tahun terakhir," pungkas Adi dalam talkshow bertajuk "Prospek Investasi Startup dan Industri Teknologi 2024" yang digelar di BCA Expoversary 2024 di ICE BSD, Jumat, 1 Maret 2024.
Meski demikian, ia memberi catatan bahwa penurunan suntikan modal tersebut bukan berarti tidak ada uang untuk diinvestasikan, justru sebaliknya. Modal yang akan diinvestasikan investor secara tetap ada, namun saat ini mereka memilih wait and see.
"Secara global bukan berarti uang yang akan diinvestasikan tidak ada, tapi justru banyak. Hanya saja, investor masih menunggu ke mana harus diinvestasikan, (menunggu) paling tidak dalam enam bulan pertama tahun 2024," lanjutnya.
Adi pun optimis bahwa kondisi pendanaan akan makin membaik pada tahun ini. Untuk itu, ia berharap para perusahaan startup mematangkan diri sehingga memenuhi beberapa kriteria yang menjadi pertimbangan investor untuk menyuntikkan modal ke perusahaan tersebut.
Ia menyebutkan, kriteria pertama yang menjadi pertimbangan investor ini adalah dari aspek tim dan manajemen perusahaan. Pada umumnya, investor berekspektasi bahwa perusahaan rintisan tersebut terus berkembang sejalan dengan perkembangan dari SDM yang ada di interal perusahaan.
Baca Juga: Upaya Mendukung Circular Economy, BCA Daur Ulang 12,2 Ton Limbah Seragam
"Tim dan manajemen ini diharapkan stabil dan terus growth, termasuk dalam hal kemampuan koordinasi di interal untuk terus keep up mendorong growth perusahaan yang stabil," sebut Adi.
Kriteria berikutnya adalah dari sisi produk atau solusi yang ditawarkan oleh startup. Adi menyebut, produk atau solusi startup sebaiknya mampu berkembang dan tetap relevan dengan zaman. Kriteria lain yang juga penting ialah dari aspek finansial. Menurutnya, saat ini sudah bukan lagi era para startup untuk berlomba dalam hal valuasi yang besar.
"Dalam perspektif CCV, saat ini sudah tidak seperti itu. Kami melihat bagaimana mereka mampu mencapai dan meningkatkan profitabilitas secepat mungkin, berapa lama BEP, serta strateginya seperti apa?" tegas Adi.