Putra mahkota Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka digadang-gadang menjadi ketua umum Partai Golkar menggantikan posisi Airlangga Hartarto. 

Desas-desus ini dimunculkan oleh Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari di tengah isu bergabungnya Jokowi ke partai politik berlambang pohon Beringin itu setelah purnatugas pada Oktober 2024 mendatang.  

Baca Juga: PDI Perjuangan Ingatkan Golkar Hati-hati Tampung Jokowi

"Menurut saya di luar empat nama yang disebutkan oleh Bambang Soesatyo sesungguhnya menurut saya ada satu calon yang juga sangat potensial untuk menjadi ketua umum Golkar ke depan yaitu Gibran Rakabuming Raka,” kata Qodari dilansir Kamis (14/3/2024).

Adapun empat nama yang masuk bursa ketua umum Golkar Airlangga Hartarto, Bambang Soesatyo, Bahlil Lahadalia, dan Agus Gumiwang Kertasasmita. Hal ini telah dikonfirmasi Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo. 

Menurut Qodari ada sejumlah alasan yang membuat Gibran layak diberi kursi ketum Golkar. Salah satunya karena yang bersangkutan bakal menjadi wakil presiden pendamping Prabowo Subianto.    

Qodari melanjutkan, sejak dulu Golkar memang mengambil posisi sebagai bagian dari pemerintah, partai ini selalu diberi akses tidak hanya pada level menteri, namun Golkar beberapa berada di posisi yang jauh lebih tinggi wakil presiden.

Dia mencontohkan Jusuf  Kalla saat menjadi wakil presiden ke-10 dan ke-12 ketika itu Jusuf Kalla kata Qodari sekaligus menjabat sebagai ketua umum partai Golkar. Untuk itu dia kembali menegaskan bahwa Gibran Rakabuming Raka punya kans besar menjadi ketum Golkar. 

Baca Juga: Anies Baswedan Ogah Gabung Pemerintah Prabowo-Gibran

“Jadi saya kira pengalaman Pak JK itu menjadi sebuah pertanda suasana kebatinan yang sangat kuat di Partai Golkar untuk memiliki kaki atau akses di pemerintahan,” imbuhnya.

Respons Gibran 

Terkait isu tersebut, Gibran justru merendah, dia mengaku belum pantas memimpin partai politik sekaliber Golkar, jadi menurutnya, partai tersebut selayaknya dipimpin para senior yang telah lama meniti karier politik di Golkar. Gibran mengaku masih minim pengalaman.  

"Wah, enggak lah. Biar yang senior-senior atau yang lebih berpengalaman saja," kata Gibran

Dipertegas apakah dirinya bakal menerima atau menolak jika ditawari posisi  tersebut, Gibran tak menjawabnya secara gamblang. Dia mengaku tak tahu alur pencalonan ketua umum Golkar. 

"Wah saya kan enggak tahu prosesnya di dalam partai Golkar seperti apa untuk pemilihan ketua umum. Yang jelas ya kembali ke itu tadi. Masih banyak yang senior-senior, masih banyak yang berpengalaman," katanya.

Baca Juga: Ganjar Minta Tolong Orang IT Bongkar Dugaan Kecurangan Pemilu 2024

Dalam kesempatan itu, calon wakil presiden nomor urut 2 itu mengaku sejauh ini hubungan dirinya dengan semua ketua umum partai politik baik-baik saja termasuk dengan ketum Golkar Airlangga Hartarto. Dia mengaku mereka sering berkomunikasi terkait berbagai masalah. 

"Ya pasti terjalin terus. Dengan pak airlangga, dengan siapapun, dengan partai manapun juga," katanya.

Selain itu, Gibran mengaku tidak ada rencana bergabung dengan salah satu partai koalisi. Pembicaraan dengan para petinggi partai politik partai-partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) pun tidak pernah menyinggung hal tersebut.

"Belum ada (ajakan dari partai). Belum ada pembicaraan ke sana juga," katanya.