Partai Gerindra disebut-sebut bakal memboyong menantu Presiden Joko Widodo sekaligus Wali Kota Medan, Bobby Nasution untuk maju pada Pemilihan Gubernur Sumatera Utara (Pilgub Sumut) pada Pilkada 2024.

Wacana ini muncul menyusul rencana PDI Perjuangan yang hendak mendorong  Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ke Pilgub Sumut.

Informasi terkait kans Bobby diusung Gerindra itu disampaikan langsung oleh juru bicara ketum Gerindra Prabowo Subianto, Dahnil Azhar Simanjuntak.

Baca Juga: Diluncurkan Presiden Jokowi Hari Ini, Menteri PANRB: GovTech Akan Dorong Keterpaduan Layanan Berbasis Digital

"Peluang Bobby salah satunya sangat besar, bisa didukung oleh Partai Gerindra," kata Dahnil dalam sebuah wawancara Selasa (28/5/2024).

Dahnil mengatakan, untuk memboyong Bobby ke gelanggang Pilkada Sumut, Gerindra tentu tak mau bertarung sendiri, Partai politik berlambang garuda merah itu jelas menggandeng parpol lain, itu artinya Gerindra bisa saja menjajaki koalisi bareng PDI Perjuangan. Soal jadi berkoalisi atau tidak itu soal lain. 

"Komunikasi kan enggak ada salahnya," ujarnya.

Terpisah, Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Adi Prayitno meyakini Ahok dan Bobby mustahil maju sepaket pada Pilkada Sumut. Justru sebaliknya, PDI Perjuangan mendorong  Ahok melawan dominasi Bobby yang adalah putra daerah.

“Karena (PDI-P), butuh Ahok yang punya nama besar untuk melawan Bobby," kata Adi. 

Kendati sudah punya jaminan mendapat tiket maju di Pilgub Sumut, namun keputusan PDI Perjuangan menjadi dilema bagi Ahok, sebab dia disebut-sebut ingin kembali maju di Pilkada DKI Jakarta dengan medan pertempuran yang jauh lebih menantang. 

Baca Juga: Anies Baswedan Ogah Disebut Turun Kelas Kalau Ikut Pilkada 2024

Menurut Adi, kendati berat atas keputusan itu, namun Ahok tak punya alasan menolak untuk menjamin masa depan karier politiknya di PDI Perjuangan. Jika Ahok berani menolak, maka dia dianggap tak taat pada perintah partai yang bakal berbuntut panjang.  

“Jika menolak, nasib pencalonannya wassalam," tegas Adi. 

Adi melanjutkan, penunjukan Ahok maju Pilgub Sumut tak sembarangan dilakukan PDI Perjuangan, hitung-hitungan untung ruginya pasti sudah dikalkulasikan masak-masak. 

"Kenapa Ahok tak (dicalonkan) di Jakarta? Mungkin karena dua hal. Pertama Ahok pernah kalah di Jakarta (Pilkada DKI Jakarta 2017). Kedua 

"Lawan yang kemungkinan dilawan relatif sangat kuat, seperti Ridwan Kamil dan Anies Baswedan," tuntas Adi.

Adapun nama Ahok yang tadinya digadang-gadang maju Pilkada DKI Jakarta secara mengejutkan justru muncul di bursa Cagub di PDI Perjuangan Sumatera  Utara.  Hal ini telah dikonfirmasi Ketua DPD PDI Perjuangan Sumatera Utara Rapidin Simbolon. 

Baca Juga: Menanti Pertarungan Ahok Versus Anies Jilid II di Pilkada DKI 2024

 "Dengan Pak Ahok saya sudah dua kali berkomunikasi. 'Pak kalau Anda diterjunkan di Sumut siap enggak, siap enggak, Pak Ahok?'" kata Rapidin menirukan pertanyaannya ketika ditemui wartawan pada Sabtu (25/5/2024). 

"'Kalau sudah partai yang instruksikan, jangankan Sumut, ke Papua juga saya siap'. Itu jawaban kader sejati," kata Rapidin menirukan jawaban Ahok.