Calon presiden nomor urut 01, Anies Baswedan mengaku senang dengan narasi perubahan yang tiba-tiba ikut digaungkan calon presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo.

Eks Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, pernyataan Ganjar mengenai perubahan itu merupakan bukti bahwa banyak hal di Indonesia sekarang memang perlu ditata ulang. Anies senang lantaran semakin banyak pihak yang ikut menggaungkan narasi tersebut.  

Baca Juga: Grace Natalie Beberkan Alasan Pendukung Jokowi Lebih Pilih Prabowo-Gibran

"Kita bersyukur bahwa makin hari makin banyak yang ikut pada arus perubahan," kata Anies dalam keterangan tertulis dilansir Sabtu (13/1/2024).

Adapun narasi perubahan itu sudah diusung Anies Baswedan sejak pertama kali dirinya dicapreskan NasDem pada akhir 2023 lalu. Narasi itu terus digaungkan hingga kini dan telah menjadi slogan pasangan Amin. 

"Yang lain ikut Alhamdulillah. Kami dari awal mengusung gagasan perubahan, sekarang ada yang menggagas perubahan juga," tandasnya.

Sebagaimana diketahui, calon presiden nomor 03 Ganjar Pranowo tiba-tiba bicara perubahan dalam pidatonya di peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-51 PDI-Perjuangan, Rabu (10/1/2024) lalu.

Baca Juga: Pengakuan Prabowo Soal Gaya Bicaranya: Maklum Bekas Prajurit, Terbiasa Lugas dan Tegas

Baca Juga: Daftar Buku Favorit Presiden Indonesia, Mulai dari Bung Karno hingga Jokowi

Ganjar mulai memainkan narasi itu ketika dirinya membahas kondisi masyarakat kecil yang menurutnya perlu perbaikan dan penangan serius. Ganjar menyebut, Pemilu adalah harapan bagi masyarakat kecil untuk mengubah hidup mereka, dirinya dan Mahfud MD siap mewujudkan hal tersebut jika terpilih pada Pilpres 2024.

“Pemilu adalah sebuah harapan perubahan, dan PDI Perjuangan menjadi harapan untuk memperjuangkan nasib wong cilik,” kata Ganjar.

Ganjar mengklaim dalam masa kampanye Pilpres ini, dirinya menemukan berbagai ketimpang.  Dia mengaku kerap mendengar rakyat mengeluhkan harga beras yang tak kunjung turun. Selain itu, ada pula petani yang bicara soal kelangkaan pupuk dan pengurangan subsidi pupuk.

Sementara, nelayan ingin peralatannya terpenuhi. Kedua, soal pendidikan. Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu bilang, banyak anak terpaksa putus sekolah karena terkendala biaya. 

“Kami menginginkan itu karena kami berharap nasib kami akan jauh lebih baik, ketika kami mendapatkan pendidikan yang baik,” ucap Ganjar menirukan keluhan rakyat.

“Ibu-ibu yang sedang hamil, mereka kemudian mendapatkan penjelasan, rawatlah kandunganmu, tapi kami tidak bisa mengakses gizi cukup. Maka ketika semua orang bicara stunting, bantulah kami,” tambahnya memungkasi.