Frisian Flag Indonesia (FFI) menegaskan menegaskan komitmen dalam meningkatkan kapasitas perempuan pelaku usaha pangan olahan untuk terus berdaya melalui berbagai kreasi kuliner yang tercipta dari dapur rumah. Salah satu wujud komitmen tersebut ialah terselenggaranya Frisian Flag Indonesia Kedai Kreatif 2025.
Bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Frisian Flag Indonesia Kedai Kreatif 2025 mengadakan pelatihan keamanan pangan bagi perempuan pelaku usaha mikro dan kecil (UMKM) pangan olahan. Mengusung tema "Frisian Flag Dukung UMK - Kedai Kreatif 2025" melalui kegiatan ini FFI dan BPOM mengajak perempuan pelaku kuliner rumahan untuk memperkuat pemahaman tentang keamanan pangan sebagai fondasi membangun usaha yang sehat, kompetitif, serta menambah wawasan dalam menciptakan menu kreatif bernilai ekonomi.
Baca Juga: Menteri Perdagangan Resmikan Ekspor Produk Susu Frisian Flag Indonesia ke Asia Tenggara

Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro, menegaskan pentingnya program Orang Tua Angkat (OTA) UMK Pangan Olahan yang digagas BPOM sebagai langkah strategis membangun kemandirian ekonomi masyarakat. Program tersebut, lanjutnya, penting karena membantu pelaku UMK, terutama perempuan, memahami standar keamanan pangan olahan sesuai ketentuan pemerintah.
"Hal ini sejalan dengan misi kami ‘Nourishing Indonesia to Progress’ bahwa kemajuan bangsa harus dimulai dari kepatuhan terhadap standar keamanan pangan yang melindungi kesehatan masyarakat,” ungkap Andrew di Jakarta, dilansir pada Rabu (19/11/2025).
Antusiasme FFI dalam mendorong UMK pangan olahan disambut baik oleh Direktur PMPUPO BPOM, Agus Yudi Prayudana, yang mengapresiasi kolaborasi ini. Ia mengatakan, sesuai tugas, fungsi, dan kewenangannya, BPOM secara mandiri maupun bersama para Orang Tua Angkat UMK Pangan Olahan, termasuk dengan Frisian Flag Indonesia, terus menjalankan berbagai program pemberdayaan untuk memperkuat UMK pangan olahan dan memastikan keamanan pangan di Indonesia.
"Setiap pelaku UMK pangan juga memiliki kewajiban untuk menjamin keamanan produk mereka, mulai dari penyediaan dan penyimpanan bahan baku, proses pengolahan, penyajian, hingga distribusi,” ujar Agus.
Sebagai informasi, FFI telah menjadi anggota program OTA UMK Pangan Olahan BPOM sejak 2021 dan aktif memberikan pelatihan peningkatan kapasitas bagi pelaku usaha. Pada 2021, FFI meluncurkan Kedai Kreatif, sebuah inisiatif untuk mendorong perempuan berwirausaha kuliner dengan produk yang lezat, aman, dan bernilai ekonomi.
Pelatihan tahun ini diikuti 270 anggota komunitas masak perempuan @momasa.official, yang aktif mengembangkan usaha kuliner rumahan berbasis produk FFI. Peserta mendapatkan pelatihan keamanan pangan serta inspirasi mengolah menu dengan nilai jual, dipandu oleh Chef Nanda yang menampilkan tiga kreasi Sarapan On The Go, sederhana namun menarik.
UMK merupakan tulang punggung ekonomi Indonesia dengan kontribusi sekitar 60% terhadap PDB nasional, menyerap 97% tenaga kerja, dan menopang lebih dari 65 juta unit usaha. Sektor makanan dan minuman tumbuh 6,15% pada triwulan II 2025, menunjukkan besarnya potensi industri kuliner lokal. Sekitar 64,5% UMKM di Indonesia dikelola oleh perempuan, yang menjadi pilar penting dalam menjaga ketahanan ekonomi keluarga dan komunitas.
Melalui Kedai Kreatif, FFI berkomitmen menyediakan akses pelatihan, pendampingan, dan edukasi keamanan pangan berkelanjutan. Sejak 2021, program ini telah menjangkau lebih dari 1200 pelaku UMK yang didominasi perempuan yang tersebar di tanah air.
“Kami ingin mendampingi perempuan pelaku UMK agar terus tumbuh dan berani mengembangkan diri. Kedai Kreatif bukan sekadar pelatihan, tetapi gerakan untuk membuka jalan bagi perempuan Indonesia memiliki kemandirian ekonomi, rasa percaya diri, dan semangat berbagi. Dari dapur rumah, lahir wirausaha baru yang membawa perubahan positif bagi keluarga dan masyarakat,” tutup Andrew.