Berpulangnya ekonom senior Faisal Basri menyisakan duka mendalam di hati keluarga dan para kolega, laki-laki kelahiran Bandung, Jawa Barat pada 6 September 64 tahun yang lalu itu dinyatakan berpulang setelah berjuang melawan penyakit jantung yang menggerogotinya. Faisal meninggal dunia di Rumah Sakit Mayapada, Jakarta pagi tadi, Kamis (5/9/2024). 

Semasa hidupnya, almarhum menghabiskan sebagian waktunya untuk menggeluti ilmu ekonomi, sambil sesekali menjajal bidang berbeda seperti politik dan pemerintahan.

Baca Juga: Masalah Utang Negara hingga Pembangunan Infrastruktur, Ini Pesan Terakhir Faisal Basri untuk Prabowo Subianto

Di era pemerintahan Presiden Joko Widodo, Faisal Basri benar-benar menunjukan tajinya, kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan masalah ekonomi tak satupun luput dari kritik tajamnya. 

Cucu mendiang Wakil Presiden Adam Malik itu bukan pembenci pemerintah, semua kritik tajam yang ia alamatkan pemerintah semata-mata karena besarnya cinta pada negara ini. Dia tak ingin pemerintah berjalan di jalur yang salah dan hanya membuat Indonesia semakin terpuruk di masa mendatang. 

Untuk itu Faisal Basri dikenang sebagai sosok pengingat bagi pemerintah yang tak rela negara ini dipimpin secara ugal-ugalan. Perannya sebagai pengkritik diakui berhasil. Faisal Basri hadir sebagai penyimbang yang baik. 

"Saya rasa pandangan-pandangan Pak Faisal memberikan penyeimbang bagi kita semuanya dan pengingat. Saya rasa saya sangat memahami niat beliau itu sangat-sangat tulus dan out of his luck tentang Indonesia. Jadi kita tahu agendanya dia adalah satu, ingin lihat Indonesia baik," Kata Menteri  Keuangan Sri Mulyani dengan suara bergetar ketika mengenang sosok Faisal. 

Sri Mulyani dan sederet pejabat di negara ini diketahui melayat ke rumah duka Faisal Basri di kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Tampak hadir di lokasi Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla, Wakil Presiden ke-11 Boediono, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, mantan menteri keuangan Chatib Basri, hingga mantan gubernur Jakarta Anies Baswedan.

Bagi Ani, sapaan Sri Mulyani semua kritik Faisal Basri adalah bahan bagi  pemerintah  untuk merefleksi diri sekaligus sebagai bahan renungan untuk memperbaiki berbagai hal yang dirasa belum sempurna. Semua Kritiknya kata Ani diterima dengan.  

"Dan oleh karena itu selalu menyampaikan pandangan-pandangan yang tujuannya adalah untuk perbaikan. Waktu saya menjadi menteri, saya sering mendengar pandangan beliau. Dan tentu saja itu menjadi salah satu yang sangat penting bagi kita untuk selalu memperbaiki policy, regulasi, cara melihat isu atau masalah," ujarnya.

Sosok Faisal Basri di mata Ani adalah seorang sahabat yang sangat loyal, dia sudah mengenal lama laki-laki berdarah Batak itu,  bahkan anak-anaknya pun terkenal dekat dengan Faisal Faisal Basri. Berpulangnya Faisal Basri yang secara tiba-tiba adalah kabar yang tak mengenakan bagi Ani. Dia merasa kehilangan salah satu teman terbaiknya. 

Baca Juga: Mengenal Sosok Faisal Basri, Ekonom Senior Pengkritik Pemerintah Jokowi

"Beliau banyak memberikan masukan-masukan kepada kita. Jadi sangat-sangat saya hargai. Buat kami itu bagus dan merupakan pengingat yang baik," tutur Ani.