Di kesempatan yang sama, Fajarini Puntodewi, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, menjelaskan bahwa tema 'Essential Lab' dimaknai sebagai laboratorium kreatif yang memadukan kekayaan budaya lokal Indonesia dengan sentuhan teknologi modern.
“Kami ingin JMFW 2026 menjadi ajang yang berkesan, bernilai ekonomi, dan mendorong tren modest fashion Indonesia di panggung dunia,” ujarnya.
Fajarini menambahkan, tahun lalu JMFW mencatat nilai transaksi USD20,4 juta, jauh melampaui target USD3 juta. Untuk tahun ini, panitia menargetkan USD10 juta, namun optimis capaian bisa melebihi tahun sebelumnya.
"Kami menargetkan transaksi USD10 juta di JMFW 2026, namun optimis bisa melampaui capaian tahun lalu yang mencapai USD 20,4 juta," ujarnya.
Adapun kata Fajarini, nantinya, rangkaian acara JMFW 2026 tersebut akan mencakup fashion show, trade show, sharing station, business matching, performance art, hingga seminar co-branding yang mempertemukan perusahaan fesyen dengan mitra potensial.
Dikatakan Fajarini, pemilihan Balai Kartini sebagai lokasi penyelenggaraan, kata Fajarini, dilakukan demi memudahkan akses bagi semua pemangku kepentingan.
“Kami ingin menggelar di sini karena lokasinya dekat dan mudah diakses semua stakeholder. Kita ingin JMFW terus berkembang,” tegasnya.
Dengan ribuan karya desainer yang akan ditampilkan, JMFW 2026 siap menjadi sumber inspirasi tren fesyen muslim tahun depan sekaligus motor penggerak pertumbuhan industri, dari UMKM hingga ekspor.
“Kami berharap JMFW 2026 sukses, memberi nilai ekonomis, dan meningkatkan daya saing modest fashion Indonesia di mata dunia,” tutup Fajarini.