“Lagi enak-enaknya di Inter Milan, diminta jadi ketua Asian Games. Itu yang merubah garis tangan saya. Dari Asian Games, kesedot, menjadi public service,” tutur Erick Thohir.

Diceritakan Erick, mendiang sang ayah dulu kerap kali menjelaskan kepadanya perihal konsep pemerataan dalam ekonomi dengan menganalogikannya seperti membuat kopi. 

Kata Erick, sang ayah mengibaratkan kopi, gula, dan air panas sebagai elemen yang perlu dicampur secara merata agar menghasilkan rasa yang nikmat. Hal ini disamakan dengan ekonomi, di mana uang harus berputar secara merata di seluruh lapisan masyarakat agar manfaatnya dapat dirasakan oleh semua pihak.

Baca Juga: Erick Thohir: Kalau Ayah Saya Menyerah Miskin, Tidak Akan Ada Saya dan Boy Thohir

Sebagai Menteri BUMN, Erick merasa memiliki tanggung jawab untuk memastikan pemerataan tersebut terjadi secara berkesinambungan, sehingga ekonomi dapat berjalan dengan baik seperti secangkir kopi yang diaduk dengan sempurna.

“Itu yang saya rasakan jadi menteri BUMN, ketika saya punya power memberikan tadi pemerataan yang berkesinambungan," imbuhnya.