Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memiliki keyakinan penuh akan kekuatan pikiran positif dalam melihat masa depan. Keyakinan akan hal tersebut didapatkan Erick dari pengalaman mendiang sang ayah, Haji Muhammad Thohir.

Diakui Erick, mendiang sang ayah lahir dengan segala keterbatasan ekonomi. Bahkan, di usia belianya yang sudah menjadi anak yatim, mendiang ayah Erick Thohir harus merantau dari desa ke kota. 

“Almarhum bapak saya, Haji Muhammad Thohir itu miskin. Usia 10 tahun, merantau dari Gunung Sugih di Lampung ke Bandar Lampung. Dari desa, yatim,” cerita Erick Thohir seperti Olenka kutip, Jumat (11/10/2024).

Baca Juga: Harapan Pengamat: Menteri BUMN Penerus Erick Thohir Jangan Dijabat Tim Sukses

Keputusan sang ayah merantau di usia belia, semata-mata karena pendidikan. Keputusannya tepat, bahkan mengantar mendiang Haji Muhammad Thohir pada kesuksesannya kala itu.

“Ke Bandar Lampung SMP, cari. Habis itu ke Solo, SMA. Habis itu kuliah di Jakarta, jadi orang sukses,” tutur Erick.

Perjalanan hidup mendiang sang ayah itulah yang membuat Erick Thohir percaya akan kekuatan pikiran positif, di mana juga menjadi kunci untuk menghadapi berbagai tantangan dalam hidup. 

Pemikiran positif juga membuka peluang dan memperkuat keyakinan dalam mencapai tujuan, mendorong diri untuk maju dan melihat setiap tantangan sebagai kesempatan untuk tumbuh dan belajar.

“Kalian harus punya pikiran positif. Artinya apa? Semangat. Untuk menggapai cita-cita yang kalian mau,” tegas Erick.

Baca Juga: 5 Tahun Kepemimpinan Erick Thohir, PLN EPI Torehkan Transisi Energi Hijau

“Jangan lihat kalian hari ini, tapi kalian mesti punya mimpi ke depan. Itu yang kalian harus jalani,” tukasnya.

Teddy Thohir atau H Muhammad Thohir semasa hidupnya dikenal sebagai seorang pengusaha. Dengan kiprahnya, Teddy Thohir berhasil merintis Astra Group, perusahaan yang bergerak di bidang otomotif terbesar di dunia.

Mendiang Teddy juga dikenal sebagai sosok religius. Kisah hidupnya menginspirasi banyak orang, tidak hanya karena kesuksesannya dalam bisnis, tetapi juga karena kebijaksanaan serta nilai-nilai spiritual yang dipegang teguh sepanjang hidupnya.