Di bawah kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir, PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI), subholding dari PT PLN (Persero), telah mencatat berbagai pencapaian dalam mendukung transisi energi hijau di Indonesia.
Salah satu fokus utama PLN EPI adalah pemanfaatan biomassa melalui teknologi co-firing pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Program ini tidak hanya mengurangi ketergantungan pada batu bara, tetapi juga memberdayakan ekonomi lokal.
Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, menegaskan pentingnya pemanfaatan biomassa untuk transformasi energi yang lebih ramah lingkungan. Biomassa juga menjadi energi subtitusi untuk mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari penggunaan batu bara.
Baca Juga: Membedah Strategi Erick Thohir dalam Mengelola BUMN: Besar seperti Gajah, Lincah Mirip Flamenco
Baca Juga: Erick Thohir Targetkan Dividen BUMN 2025 Capai Rp90 T
Baca Juga: Gunakan REC, Institut Teknologi PLN Jadi Kampus Energi Hijau Pertama di Jakarta
“Program co-firing yang kami terapkan merupakan bagian dari komitmen PLN untuk mendukung transisi energi bersih. Dengan memanfaatkan biomassa lokal, kami mampu menurunkan emisi karbon hingga 2,9 juta ton CO2 hingga bulan Agustus tahun ini. Selain itu, program ini juga mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal melalui penyediaan bahan bakar biomassa,” jelas Iwan dalam keterangan tertulisnya yang diterima Olenla.id, Kamis (19/9/2024).
Iwan juga menjelaskan bahwa PLN EPI telah memanfaatkan berbagai jenis biomassa, termasuk sekam padi dan serbuk gergaji, yang digunakan sebagai bahan bakar tambahan di PLTU. Pada tahun 2021, PLN EPI berhasil mensubstitusi 250 ribu ton batu bara dengan biomassa, yang meningkat menjadi 580 ribu ton pada tahun 2022, dan mencapai 1 juta ton pada tahun 2023.
"Pada tahun ini, kami menargetkan pemanfaatan lebih dari 2 juta ton biomassa," tambah Iwan.