eFishery, perusahaan teknologi akuakultur di Indonesia, mengumumkan keterlibatannya dalam program hibah collaborative research grant Knowledge Partnership Platform Australia-Indonesia (KONEKSI) 2024. Bekerja sama dengan Universitas Padjadjaran (Unpad), eFishery akan fokus pada penelitian untuk membangun sistem informasi terkait penyakit udang dan pencegahan wabah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem informasi yang efektif dalam mendeteksi, melaporkan, dan memantau penyakit udang di Indonesia. Tim peneliti eFishery dipimpin oleh Ardimas Andi Purwita selaku Head of Research and Innovation, departemen di bawah divisi AIoT, dan akan bekerja sama dengan tim peneliti dari Unpad yang dipimpin oleh Prof. Dr. rer. pol. Hamzah Ritchi.

Baca Juga: Jalin Kerja Sama, Amar Bank Siapkan Rp100 Miliar untuk Pembudi Daya Ikan Mitra eFishery

"Kolaborasi ini merupakan contoh yang baik dari sinergi antara akademisi, industri, dan pemerintah dalam mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kami berharap penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan industri akuakultur di Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan pembudidaya udang," ujar Prof. Dr. rer. pol. Hamzah Ritchi, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (8/8/2024).

Penelitian ini berjudul "Designing Disease Reporting and Monitoring Systems (DRMS): A Gender-Inclusive Action Design Research to Prevent Disease Outbreaks in Shrimp Farming in Indonesia" dan akan berkolaborasi dengan tim dari University of New South Wales (UNSW) Sydney serta Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.

Menurut Ardimas Andi Purwita selaku Head of Research and Innovation eFishery, penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang signifikan bagi kemajuan industri akuakultur di Indonesia. "Kami ingin mendorong terciptanya kolaborasi triple helix antara akademisi, pemerintah, dan industri. Kolaborasi ini penting untuk mengintegrasikan pengetahuan, kebijakan, dan teknologi guna menciptakan solusi inovatif yang dapat meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan sektor akuakultur," tutup Ardimas.

KONEKSI adalah inisiatif kolaboratif di sektor pengetahuan dan inovasi yang diprakarsai oleh Pemerintah Australia (DFAT) dan Pemerintah Indonesia (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi; BRIN; Bappenas). Program KONEKSI bertujuan untuk mempromosikan kemitraaan pengetahuan yang setara serta mengangkat pengetahuan lokal untuk mengatasi berbagai tantangan dan isu di bidang ekonomi dan sosial. KONEKSI mendukung penuh program kemitraan riset antar bidang ilmu untuk memajukan terciptanya solusi dan kebijakan berbasis pengetahuan dan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.