Irfan melanjutkan, sejak diperkenalkan, B40 telah menunjukkan efisiensi yang lebih baik dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, sehingga menjadi solusi yang lebih ramah lingkungan untuk sektor transportasi, termasuk industri pelayaran.

Irfan juga bilang, PIS juga telah mengimplementasikan berbagai inovasi teknologi hijau untuk mendukung visi tersebut.

“Salah satu langkah signifikan adalah penerapan energy saving devices (ESD) pada beberapa armada PIS,” tukasnya.

Gak cuma itu, Samsung Irfan, PIS juga mengadopsi teknologi dual-fuel yang memungkinkan penggunaan bahan bakar alternatif dan fosil secara bergantian atau bersamaan.

“Adapun, penggunaan teknologi dual-fuel terbukti dapat menghemat sekitar 30% dari total konsumsi bahan bakar kapal,” ujar Irfan.

Untuk rencana jangka menengah, lanjut Irfan, PIS menargetkan peningkatan signifikan dalam kontribusi bisnis hijau hingga 34% pada tahun 2034. Adapun, upaya tersebut diiringi dengan strategi penurunan emisi hingga 32% pada tahun yang sama, sejalan dengan komitmen global dari Indonesia dan International Maritime Organization (IMO).

"Ke depan, kami berharap PIS dapat menjadi pemain terdepan dalam industri pelayaran hijau, mendorong transformasi menuju operasional yang lebih ramah lingkungan. Untuk itu diperlukan kolaborasi yang erat antara para pemangku kepentingan dan regulator untuk menciptakan ekosistem industri pelayaran yang benar-benar ramah lingkungan," tandas Irfan.

Baca Juga: Dukung Kebijakan Pemerintah, Kilang Pertamina Internasional Produksi B40