SUN Energy Indonesia berkolaborasi dengan Carbonshare dalam penyelenggaraan workshop bertajuk "Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca" pada Rabu, 20 Maret 2024. Kegiatan tersebut digelar sebagai wadah edukasi kepada awak media mengenai konsep dan cara menghitung emisi gas rumah kaca (GRK).
Group Head of Marketing SUN Energy, Anggita Pradipta, menyampaikan bahwa SUN Energy sebagai perusahaan pengembang proyek tenaga surya berkomitmen dalam mendorong solusi atas perubahan iklim, salah satunya melalui pengurangan emisi karbon di Indonesia. Kegiatan workshop media kali ini sekaligus menjadi wujud impelementasi atas komitmen SUN Energy tersebut.
Baca Juga: Meneropong Peluang Investasi Startup dan Industri Teknologi Tahun 2024
"Kami harap adanya workshop ini bisa menambah wawasan teman-teman media yang sudah banyak menulis mengenai dampak perubahan iklim dan emisi karbon sehingga dalam menulis menjadi lebih paham," ungkap Anggita di Jakarta, Rabu, 20 Maret 2024.
Ia menambahkan, SUN Energy telah bekerja sama dengan Carbonshare sejak tahun 2022. Kerja sama tersebut berlanjut hingga tahun 2024 ini. Salah satu bentuk kerja sama tersebut dilakukan melalui carbon offset, yakni upaya mengurangi karbon di satu tempat untuk mengimbangi emisi karbon di satu tempat yang lain.
"Tahun 2023, kami melakukan carbon offset atas 700 perjalanan bisnis karyawan SUN Energy ketika memasang instalasi solar PV di lokasi klien. Dari mulai meeting hingga pemasangan instalasi semua kita hitung dan dari 700 perjalanan bisnis menghasilkan 69 ton CO2 selama tahun 2023," tegas Anggita lagi.
Seluruh emisi yang dihasilkan itu kemudian dilakukan carbon offset dengan penanaman pohon di wilayah Kalimantan dan aksi tersebut sudah terverifikasi secara internasional.
"SUN Energy menerapkan konsep implementasi ESG yang sejalan dengan Carbonshare untuk mewujudkan Indonesia menuju nol emisi karbon. Jadi salah satu pilar ESG untuk lingkungan itu kami lakukan melalui carbon offset," tutup Anggita.
CEO CarbonShare, Faelasufa, menyambut baik kolaborasi dengan SUN Energy yang sudah terjalin sejak tahun 2022. Pihaknya juga mengapresiasi inisiatif SUN Energy untuk melakukan penghitungan emisi sekaligus melakukan carbon offset.
Faelasufa menyampaikan, penghitungan emisi dilakukan dalam beberapa tahap dan metode yang terbilang tidak mudah. Setidaknya, ada enam tahapan dasar yang dilakukan dalam menyusun laporan gas rumah kaca dan menghitung emisi GRK.
Tahap pertama ialah menentukan batas organisasi, dilanjutkan dengan menentukan batas operasional, lalu memilih metodologi penghitungan dan menentukan faktor emisi. Tahap berikutnya adalah mengumpulkan data emisi, menghitung emisi, hingga akhirnya melaporkan hasil penghitungan tersebut.
Kendati bukan hal yang mudah, Faelasufa menekankan pentingnya upaya menghitung emisi gas rumah kaca sebagai bagian dari upaya menekan dampak perubahan iklim dunia.
"Kenapa menghitung emisi itu penting? Karena dengan menghitung emisi kita jadi tahu apa saja emisi terbesar yang harus kita kurangi," tegasnya.