Sebagai salah satu komoditas utama dari Indonesia, sawit merupakan industri besar yang penuh potensi sekaligus tantangan. Dalam kondisi tersebut, meski lebih banyak laki-laki yang terlibat, sejumlah perempuan hebat berikut telah menunjukkan peran dan kontribusinya pada industri ini. 

Mulai dari sebagai peneliti hingga pebisnis, para srikandi sawit berikut memberikan contoh akan semangat dan perjuangan mereka dalam membangun sektor ekonomi Indonesia. Berikut daftarnya:

Baca Juga: Menelisik Manfaat Kelapa Sawit untuk Keberlangsungan Hidup Manusia

1. Lidwina Arrunggan

Lidwina Arrunggan merupakan pendiri PT Triwana Lestari Abadi. Perusahaan dari Sulawesi Selatan ini merupakan perusahaan penangkaran kelapa sawit, kopi, dan kelapa yang berdiri sejak tahun 2010. Sementara itu, perusahaan ini menyediakan benih untuk reboisasi sejak tahun 2006.

Mengutip Info Sawit tahun 2022, bibit kelapa sawit yang dapat disiapkan setiap tahunnya mencapai 100 ribu batang. Dengan lokasi pembibitan kelapa sawit yang berada di wilayah Bebunta, Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Triwana Lestari Abadi menjadi salah satu pemasok utama bibit untuk peremajaan kelapa sawit di Sulsel.

Lidwina diketahui merupakan anak pertama dari 6 bersaudara yang lahir di Toraja pada 1 Maret 1967. Dia merupakan lulusan sarjana ekonomi dari Universitas Hasanuddin Makassar.

2. Yunita  Widiastuti

Yunita  Widiastuti merupakan srikandi sawit yang berkontribusi lewat Cargill, perusahaan global asal Amerika Serikat yang masuk ke Indonesia sejak tahun 1974. Dalam bidang perkebunan, Cargill Indonesia memiliki layanan bisnis di bidang kelapa sawit dan kakao.

Awalnya, Yunita bergabung dengan PT Hindoli, bagian dari Cargill. Setelah itu, dia bergabung dengan Cargill Tropical Palm yang terbentuk pada tahun 2015 untuk membawahi bisnis Cargill di bidang produksi minyak kelapa sawit. Cargill Tropical Palm berkantor pusat di Singapura dan memiliki hampir 18.000 karyawan. Jabatan terakhirnya adalah Group Sustainability Lead Cargill Tropical Palm.

Yunita menyebut, kaum perempuan juga memiliki peran penting dalam kemajuan minyak sawit yang berkelanjutan. Beberapa posisi penting di Cargill Tropical Palm diisi oleh karyawan perempuan, seperti agronomy team, field assistant, farmer development manager, dokter, sustainability manager, finance manager, komunikasi, hingga government relations.

Sementara itu, sejak Desember 2021, Yunita  Widiastuti menjabat sebagai Indonesia Cargill Tropical Oils (CTO) Palm Sustainability Lead.

3. Musdhalifah Machmud

Musdhalifah Machmud merupakan sosok perempuan hebat dalam industri sawit dari sisi pemerintah. Saat ini, dia menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC), organisasi antarpemerintah untuk negara-negara produsen minyak sawit. Selain itu, dia masih mengemban amanah sebagai Plt. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; serta Staf Ahli Bidang Konektivitas, Pengembangan Jasa, dan Sumber Daya Alam Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sejak tahun 2023.

Musdhalifah lahir di Ujung Pandang (Makassar) pada tanggal 13 September 1964 dan menyelesaikan pendidikan Sarjana pada jurusan Manajemen Kehutanan di Institut Pertanian Bogor (IPB), Jawa Barat. Selanjutnya, ia menempuh pendidikan Magister pada Studi Pembangunan di Institut Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat, serta gelar Doktor Manajemen Bisnis di IPB.

Berbagai jabatan di pemerintahan telah diembannya, yakni Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (2015-2023), Asisten Deputi Perkebunan dan Hortikultura Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (2013-2015), Asisten Deputi Urusan Perkebunan dan Hortikultura Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (2009-2013), Kepala Bidang Produksi dan Distribusi Perkebunan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (2007-2009), Kepala Bidang Produksi Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (2006-2007), serta Kepala Bidang Pemanfaatan SDA Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (2003-2006).

Ia mendapat penghargaan Satyalancana Karya Satya X Tahun pada tahun 2005, Satyalancana Karya Satya XX, dan Satyalancana Karya Satya XXX Tahun pada tahun 2022 karena kesetiaannya terhadap Negara serta kecakapannya dalam melaksanakan tugasnya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).

4. Inda Fatinaware

Dari sisi aktivis, ada sosok Andi Inda Fatinaware atau lebih dikenal sebagai Inda Fatinaware. Dia sempat menjabat sebagai Direktur Eksekutif Sawit Watch, sebuah organisasi nonpemerintah yang didirikan pada 25 Juli 1998. Terbentuknya Sawit Watch diharapkan dapat mendorong terwujudnya perubahan sosial bagi petani sawit, buruh sawit, serta masyarakat adat dan lokal menuju keadilan sosial dan ekologis.

Mengutip laman LinkedIn-nya, saat ini Andi Inda Fatinaware hanya mencatatkan jabatan Mandor di Sawit Watch.

Baca Juga: Makna Perjuangan bagi Sang Srikandi Sawit: Musdhalifah Machmud

5. Mona Surya

Mona Surya merupakan CEO Minanga Group, yakni perusahaan yang bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit dan mulai berdiri sejak tahun 1981. Mona mulai berkarier di perusahaan keluarga tersebut usai diminta sang ayah, almarhum Akhmad Zawawi Soelaiman. Sebagai informasi, Minanga Group didirikan oleh Akhmad Zawawi Soelaiman dan sang kakak, Makmoen Soelaiman.

Kantor pusat Minanga Group terletak di Palembang, sedangkan kantor pemasarannya berada di Jakarta. Atas dedikasinya dalam memimpin perusahaan sawit dengan petuah sang ayah agar selalu jujur, tekun, dan tidak serakah, Mona Surya meraih penghargaan Most Inspiring Woman In Palm Oil Plantation Sector di ajang Sawit Indonesia Award 2024 yang diselenggarakan Majalah Sawit Indonesia.

Ibu dari empat anak ini juga menjabat sebagai Bendahara Umum GAPKI periode 2023-2028. Mona Surya menjelaskan, mengelola perkebunan kelapa sawit itu adalah bagaimana membangun SDM yang  kompeten, terampil dan integritas.

6. Tien R. Muchtadi

Prof. Dr. Ir. Tien R. Muchtadi, M.Si. atau yang akrab disapa Ibu Tien merupakan salah satu peneliti penting dalam industri sawit Indonesia. Salah satu hasil penelitiannya adalah bagaimana mengekstrak betacaroten dalam sawit untuk mendapatkan kandungan vitamin A-nya dengan sempurna.

Prof. Tien berhasil menggunakan teknik supercritical fluid extraction untuk menyelamatkan karoten kelapa sawit untuk mendapat vitamin A terbaik. Sebagai orang pertama yang melakukannya, Prof. Tien berhasil mematenkan namanya pada penggunaan teknik supercritical fluid extraction untuk mendapatkan vitamin A kelapa sawit.

Selain itu, dia juga melakukan penelitian mengenai masa panen sawit serta kandungan kolesterol dalam kelapa sawit.