Saat ini, bukan hal aneh lagi bahwa dalam dunia bisnis, banyak wanita yang menempati jabatan lebih tinggi daripada kaum pria. Tak tanggung-tanggung, jabatan tinggi sekelas CEO sudah jadi hal yang biasa.
Di bawah kepemimpinan seorang perempuan, sejumlah perusahaan mencapai prestasi dan mengalami perkembangan pesat. Kesuksesan mereka membuktikan bahwa kaum perempuan tidak kalah hebat dari pria dalam memimpin perusahaan.
Dan, dirangkum Olenka, Senin (13/1/2025), berikut deretan CEO perempuan di perusahaan ternama Indonesia yang layak jadi panutan. Siapa saja mereka?
1. Atiek Nur Wahyuni
Nama pertama dalam jajaran CEO perempuan di perusahaan ternama di Indonesia adalah Atiek Nur Wahyuni, Atoek menjabat sebagai CEO Trans Media sejak 2013. Sebelum menjadi CEO, Atiek mengawali kariernya sebagai Account Executive di PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) sejak 1989 hingga 1992. Kemudian, ia pun memperoleh peningkatan jabatan di perusahaan media tersebut hingga akhirnya ia bergabung dengan Trans TV.
Sejumlah jabatan strategis yang pernah ia duduki hingga sekarang adalah CEO Trans7 sejak 2008, CEO Trans TV sejak 2012, Komisaris Utama CNN Indonesia sejak 2012, dan Komisaris Utama CNBC Indonesia sejak 2018.
Berkat hasil kerja kerasnya sebagai pemimpin perusahaan, ia pun meraih penghargaan dalam Indonesia Best CEO Awards 2022. Tak hanya itu, Atiek juga pernah memperoleh penghargaan seperti Most Admired CEO in Television Sector 2017, Perempuan Bintang Awards 2018, dan Most Impactful Women Leaders 2019.
2. Arini Subianto
Sosok Arini Subianto dikenal sebagai salah satu wanita terkaya di Indonesia. Putri sulung mendiang taipan Benny Subianto ini menjadi penerus kerajaan bisnis keluarganya setelah sang ayah wafat pada Januari 2017.
Arini kini menjabat sebagai Presiden Direktur Persada Capital Investama, perusahaan induk yang menaungi berbagai investasi keluarga Subianto. Beberapa jabatan yang saat ini Arini pegang antara lain adalah Presiden Direktur Persada Capital Investama, Komisaris PT. Adaro Energy, Direktur PT. Panaksara, Komisaris PT. Adaro Strategic Capital, dan masih banyak lagi.
Forbes pun menempatkan sosok Arini Subianto dalam daftar orang terkaya Indonesia 2024 di peringkat ke-29 Kekayaan bersihnya tercatat mencapai U$2 miliar atau setara Rp32 triliun, menjadikannya salah satu miliarder wanita Indonesia.
3. Shinta Widjaja Kamdani
Shinta Widjaja Kamdani pemilik dan CEO Sintesa Group yang memiliki beragam bisnis di bidang energi, konsumer, manufaktur dan properti. Entitas di bawah perusahaan ini seperti PT Tira Austenite Tbk. (TIRA). Konglomerasi ini juga memiliki saham di PT Tigaraksa Satria Tbk. (TGKA), produsen lilin ramah lingkungan melalui PT Biolina Trio Sintesa.
Di bidang energi terbarukan, Sintesa Green Energy menjadi motor penggerak. Ada juga bisnis pembangkit listrik berbahan bakar gas 110 MW melalui PT Meppo Gen. Sedangkan di properti, perusahaan memiliki PT Puncak Mustika pengelola Sintesa Hotels, PT Menara Peninsula, Resort di Kepulauan Seribu melalui PT Hiyu Permai, hingga KEK Likupang melalui PT Minahasa Permai Resort Development.
Kini, Shinta Widjaja Kamdani menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) 2023-2028. Penetapan Shina sekaligus menjadikannya ketua umum perempuan pertama di organisasi yang dibentuk pada 31 Januari 1952 itu.
Baca Juga: Sederet Perempuan yang Masuk Daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia Versi Forbes
4. Suzy Hutomo
Suzy Hutomo merupakan pendiri The Body Shop Indonesia, bersama suaminya pada 1992. Dia merupakan putri dari pendiri Matahari Department Store, Harry Darmawan.Lulusan jurusan Administrasi Bisnis di National University of Singapore itu membangun The Body Shop Indonesia melalui PT Monica Hijau Lestari, sejalan dengan kegiatannya sebagai seorang aktivis lingkungan.
Suzy juga pernah menjadi presenter proyek Al Gore's Climate Reality Project, dan menjabat sebagai anggota di berbagai dewan LSM terkemuka seperti Greenpeace South East Asia sejak 2008, Yayasan KEHATI sejak 2012 sampai sekarang, Yayasan Lensa Masyarakat Nusantara (LMN) sejak 2014, dan Yayasan Kopernik sejak 2016.
Di bawah naungannya, saat ini ada 23 cabang The Body Shop Indonesia di Jakarta dan sekitarnya. Dengan status bisnis The Body Shop Indonesia yang saat ini berada di bawah naungan Global Head Franchise, brand kosmetik ini masih mencatat pertumbuhan konsisten, terutama di Asia. Dengan demikian, gerai yang ada di Indonesia beroperasi secara independen, berbeda dengan negara-negara yang dimiliki oleh The Body Shop International Ltd, seperti di Eropa dan Amerika.
5. Amanda Susanti Cole
Amanda Susanti Cole merupakan CEO dari startup Sayurbox yang beroperasi di bidang teknologi dan groceries. Sebelum mendirikan Sayurbox, Amanda pernah menjadi guru les bahasa asing.
Ide mendirikan Sayurbox muncul ketika Amanda mengurus pertanian keluarganya.Amanda mendirikan Sayurbox untuk membantu petani mendistribusikan hasil panennya dengan memotong rantai distribusi.
Amanda pun bertekad meningkatkan kesejahteraan petani melalui Sayurbox. Atas kerja kerasnya ini, Amanda bahkan berhasil masuk daftar ‘30 Under 30 Forbes 2019.
6. Maya Watono
Maya Watono merupakan Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney. InJourney atau Indonesia Journey sendiri merupakan salah satu BUMN Holding Industri Aviasi dan Pariwisata Indonesia yang beranggotakan PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, PT Hotel Indonesia Natour, PT Pengembangan Pariwisata Indonesia, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, & Ratu Boko, dan PT Sarinah.
InJourney menjadi holding BUMN di bidang aviasi dan pariwisata dengan sub bisnis seperti InJourney Airports, InJourney Retail, InJourney Hospitality, InJourney Destination Management, InJourney Tourism Development dan InJourney Aviation Services.
Nama Maya Watono sendiri sebenarnya bukan sosok baru di InJourney. Sebelum menjadi Dirut, ia pernah menjabat sebagai Direktur Pemasaran dan Program Pariwisata InJourney sejak 14 Januari 2022. Bahkan, terakhir ia sempat didapuk menjadi Pelaksana Tugas Direktur Utama InJourney pada 21 Oktober 2024.
Dan sebelum ia berlabuh di InJourney, Maya adalah seorang CEO salah satu agensi periklanan terbesar di Indonesia PT Dentsu Aegis Network (DAN) pada tahun 2019.
7. Febriany Eddy
Sebagaimana kita ketahui, dunia pertambangan selama ini dikenal sangat maskulin. Tapi, hadirnya Febriany Eddy di pucuk kepemimpinan PT. Vale Indonesia Tbk. menjadi sebuah sejarah baru.
Sejak menjabat sebagai Presiden Direktur sekaligus Chief Executive Officer (CEO) pada 29 April 2021 lalu, kepemimpinannya diakui secara nasional dan internasional. Salah satunya datang dari Forbes Asia, di mana Febriany didapuk sebagai salah satu dari 20 perempuan dalam daftar Asia's Power Businesswomen 2022.
Dengan pengalamannya di sektor keuangan dan pertambangan, Febri telah meraih sejumlah penghargaan prestisius. Salah satunya adalah Top 25 Most Influential Women in Treasury in Asia Pacific pada tahun 2015.
Pada tahun 2019, Febriany Eddy juga terpilih sebagai Asia's Top Sustainability Superwomen versi SCR Works. Yang terbaru tentu saja Asia's Power Businesswomen 2022 versi Forbes Asia.Febriany juga merupakan satu dari dua perempuan pemimpin perusahaan yang menerima penghargaan dari 20 Most Powerful Woman tahun 2022 yang diberikan Fortune Indonesia.
8. Veronika Linardi
Nama berikutnya yang masuk jajaran CEO perempuan terkemuka di Indonesia adalah Veronika Linardi. Veronika merupakan CEO dari sebuah startup bernama Qerja.com.Qerja.com yang berdiri sejak 2014 kini menjadi salah satu job portal yang sering diakses banyak orang di Indonesia.
Selain menjadi CEO, Veronika juga merupakan pendiri atau founder startup tersebut. Sebelum mendirikan Qerja.com, Veronika bekerja di perusahaan bernama Linardi Associates sebagai seorang executive recruitment. Qerja.com yang berdiri sejak 2014 kini menjadi salah satu job portal yang sering diakses banyak orang di Indonesia.
Adanya kesenjangan informasi antara penyedia kerja dan pencari kerja membuat Veronika akhirnya mendirikan Qerja.com sebagai platform bagi para pencari kerja untuk mendapatkan informasi atau lowongan pekerjaan lengkap dengan informasi gaji di dalamnya.
9. Alamanda Shantika
Alamanda Shantika dikenal sebagai pegiat teknologi di Indonesia. Ia merupakan pendiri perusahaan rintisan Pendidikan, Binar Academy, yang berfokus membina programmer baru dan menghubungkan mereka dengan perusahaan-perusahaan.
Di usia 21 tahun, dia sudah membangun perusahaan pertamanya yang berfokus pada pembuatan website untuk brand-brand lokal. Nama Alamanda kian dikenal luas ketika bergabung dengan Gojek dan menjadi ‘emak’ bagi para programmer.
Kini selain di Binar, Alamanda juga aktif sebagai Komisaris Independen Blue Bird Group, Komisaris Independen PT Mandiri Capital Indonesia, dan Data Management Committee RS Hermina.
10. Dayu Dara Permata
Dayu Dara Permata merupakan CEO dan pendiri Pinhome, sebuah platform layanan transaksi properti berbasis aplikasi. Ia pernah menempuh pendidikan di River Ridge High School, Amerika Serikat, serta di Chonnam National University, Korea Selatan, dalam bidang bisnis internasional.
Kariernya sendiri dimulai di divisi Corporate Strategy PT XL Axiata sebelum bergabung dengan McKinsey. Ia juga sempat berkolaborasi dengan Nadiem Makarim dalam membangun dan mengembangkan berbagai layanan di Gojek, termasuk Go-Life, Go-Clean, Go-Massage, Go-Glam, dan Go-Tix. Namun di 2019, ia memutuskan untuk meninggalkan Gojek dan mendirikan Pinhome bersama Ahmed Aljunied.
11. Fetty Kwartati
Fetty Kwartati merupakan Direktur Utama PT Sarinah (Persero). Adapun rekam jejaknya dimulai di dunia retail konsumer. Pada tahun 2010, Fetty meniti karir sebagai Corporate Secretary & Head of Investor Relation, PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAP).
Kemudian, karena kecerdasannya, pada tahun 2019 ia dipilih menjadi Wakil Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia. Di tahun yang sama, dia juga menjabat sebagai Ketua Panitia Hari Belanja Diskon (HBD) Indonesia.
Lalu di tahun 2020, Fetty ditunjuk sebagai Dirut PT Sarinah oleh Menteri BUMN Erick Thohir. Kehadiran Fetty diharapkan mampu mempercepat transformasi Sarinah menjadi pusat perbelanjaan komunitas, terutama bagi Usaha Kecil, Mikro dan Menengah (UMKM) di sektor industri kreatif yang menjadi lokomotif bagi perekonomian nasional.
12. Polana B Pramesti
Polana B Pramesti adalah sosok direktur utama perempuan pertama di AirNav Indonesia. Ia dilantik pada awal tahun 2022.Tentu, untuk bisa sampai di titik ini, bukan suatu hal yang mudah bagi Polana.
Kecerdasan dan prestasi ia kumpulkan sejak pertama kali berkecimpung di Kementerian Perhubungan pada 1987 sebagai Kasubdit Prasarana Bandara Direktorat Bandar Udara Kemenhub. Prestasi lainnya yang dia torehkan terwujud saat ia dipercaya menjadi jajaran direksi di PT Angkasa Pura I (Persero) sebagai Direktur Teknik pada 2013 – 2018.
Setelah itu, dia kembali ke Kementerian Perhubungan dengan menjadi Direktur Navigasi Penerbangan, kemudian ditunjuk Menteri Perhubungan sebagai Direktur Jenderal Perhubungan Udara. Terakhir, Polana menjabat sebagai Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan.
13. Dewi Muliaty
Dewi Muliaty adalah seorang Direktur Utama PT Prodia Widyahusada Tbk. Ia menjabat di posisi tertinggi dalam jajaran direksi perusahaan tersebut di 2009.
Dewi sendiri bergabung dengan Prodia pada 1987. Ia memulai kariernya sebagai karyawan magang. Pada 1988, Dewi mulai bekerja di Prodia sebagai Asisten Manajer Teknis di bagian Quality Control (QC). Karier Dewi terus menanjak dengan menjabat sebagai Manajer Penelitian dan Pengembangan pada 1994 dan Direktur Pengembangan pada 2003.
Selama kepemimpinan Dewi Muliaty, PT Prodia Widyahusada Tbk dianggap berhasil melakukan scaling-up menjadi laboratorium klinik modern hingga market leader di Indonesia. Tak heran jika pada tahun 2019, Dewi Muliaty berhasil meraih penghargaan Top 10 Business Women of The Year.
Baca Juga: Dian Sastrowardoyo: Ikon Perempuan Indonesia yang Punya Segudang Prestasi