3. Brian Riady - Cinemaxx

Cinemaxx adalah salah satu bioskop terbesar di Tanah Air yang dikomandoi oleh Brian Riady, cucu dari konglomerat dan taipan Lippo Group, Mochtar Riady. Sebelumnya, Brian sempat bekerja sebagai analis investasi perbankan di Credit Suisse, New York. Ia kemudian memutuskan untuk mendirikan bioskop Cinemaxx pada 17 Agustus 2014.

Sejak didirikan pada 17 Agustus 2014, Cinemaxx kini sudah diakuisisi oleh sebuah perusahaan jaringan bioskop Meksiko bernama Cinepolis. Meskipun masih dipegang oleh PT Cinemaxx Global Pasifik, nama Cinemaxx sudah berganti menjadi Cinepolis pada 2019 lalu.

Dikutip dari CNN Indonesia, alasan paling utama Cinepolis masuk ke Indonesia adalah populasi penduduk yang padat. Selanjutnya, alasan kedua Cinepolis berinvestasi karena banyak penduduk anak muda di Indonesia. Dan ketiga, jumlah layar lebar di Indonesia yang terhitung masih sedikit dibanding negara dengan industri film yang maju. Kini, bioskop Cinepolis sudah tersebar di seluruh Indonesia.

Cinemaxx menawarkan beragam konsep bioskop, antara lain Cinemaxx Junior sebagai bioskop khusus anak yang inovatif, Ultra XD sebagai bioskop dengan format layar raksasa premium, serta Cinemaxx Gold sebagai bioskop VIP yang lebih mewah.

4. Raam Punjabi - Platinum Cineplex

Selain menjadi raja sinetron Indonesia, pengusaha Raam Punjabi juga memiliki jaringan bioskop bergama Platinum Cineplex. Bioskop ini pertama kali hadir di Indonesia pada 2012 di bawah naungan PT Platinum Sinema.

Dikutip dari laman Bisnis, anak usaha dari perusahaan hiburan Tripar Multivision Plus itu berkembang cukup pesat selama beberapa tahun terakhir dengan 34 layar yang tersebar di seluruh Indonesia dan jaringan bioskop Indonesia pertama yang berekspansi di kawasan Asia Tenggara seperti Timor Leste, Kamboja, dan Vietnam, yang menampilkan film-film lokal dan Hollywood.

Perusahaan juga telah berkontribusi dalam ekosistem perfilman di Indonesia dengan melakukan aksi korporasi dan secara resmi mencatatkan saham perdananya untuk publik atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada 8 Mei 2023 yang lalu dengan kode RAAM. Kini, jaringan bisnis bioskop ini dipimpin oleh Amiut Ramesh Jethani, selaku Direktur Platinum Cineplex.

5. Sutiono - Movimax

Movimax adalah perusahaan Indonesia yang menjalankan bisnis di bidang bioskop di dua kota di Indonesia. Setelah kembali beroperasi pada awal Maret 2021, jaringan bioskop ini saat ini mengoperasikan tiga bioskop di kota Malang dan Surabaya.

Adapun, pemilik Movimax ini adalah seorang pengusaha bernama Sutiono. Sutiono mendirikan bioskop Movimax pada tahun 1985.

Dikutip dari wikipedia, Movimax awalnya bernama Cineplex karena pernah bekerja sama dengan Cinema 21. Cineplex sendiri merupakan singkatan dari Cinema Complex. Bioskop Cineplex pertama kali didirikan di kota Malang pada tahun 1985. Bioskop yang terkenal adalah Bioskop Sarinah Cineplex dengan konsep premiere-nya.

Dalam perkembangannya, nama Cineplex berubah menjadi Movimax hingga sekarang. Sejak masa pandemi, kini hanya tiga bioskop Movimax yang beroperasi kembali, yaitu Movimax Dinoyo, Movimax Sarinah, Movimax Kaza Mall.

Owner Movimax juga mendirikan independent cinema bernama Mopic Cinemas yang memiliki 2 lokasi, yaitu Mopic Cinemas Plaza Lumajang dan Mopic Cinemas Malang Soekarno Hatta.

6. Djonny Syafruddin dan Julius Lianto - Dakota Cinema

Dakota Cinema adalah sebuah jaringan bioskop independen di Indonesia dengan film-film Indonesia dan Hollywood sebagai menu utamanya. Jaringan bioskop ini dibuka untuk pertama kalinya di Cilacap pada tahun 2017 dan hingga 2022 sudah dibuka di Kroya, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Sengkang, Sulawesi Selatan, dan Bekasi, Jawa Barat.

Dakota Cinema diinisiasi oleh Djonny Syafruddin, yang juga menjabat Ketua Gabungan Perusahaan Bioskop Indonesia dan Julius Lianto sebagai investor bisnis bioskop dari perusahaan properti Petra Global Utama.

Baca Juga: Deretan Pengusaha Kayu Ternama di Indonesia