Di balik perkembangan pesat industri fashion lokal, kisah inspiratif Yisti Yisnika (29) menjadi bukti nyata bahwa ketekunan dan adaptasi digital bisa membuka jalan sukses dari usia muda.

Bermula dari usaha jasa titip (jastip) saat masih kuliah, Yisti kini sukses membangun Oclo, brand fashion perempuan yang inklusif, modern, dan terus tumbuh bersama Shopee.

Perjalanan Yisti dimulai di usia 19 tahun, bermodalkan kuota internet dan koper bagasi. Ia menjalankan usaha jastip pakaian UMKM lokal, hingga akhirnya memberanikan diri merintis brand sendiri: Oclo, yang resmi berdiri pada 2016.

“Keuntungan kecil dari jastip saya kumpulkan untuk membangun Oclo. Saya melihat peluang besar menyediakan busana anggun dan sopan bagi perempuan 16–40 tahun yang kesulitan mencari referensi berpakaian,” ungkap Yisti.

Kini, Oclo hadir dengan berbagai koleksi seperti blouse, hijab, outer, hingga tas, mengusung gaya minimalis yang wearable untuk berbagai aktivitas. Setiap minggu, Oclo merilis hingga 25 desain baru, mengikuti ritme fast fashion tanpa mengorbankan kualitas.

Tantangan dan Tumbuh Bersama Shopee

Mengandalkan Shopee sejak 2017, Yisti melihat platform ini sebagai solusi untuk efisiensi bisnis di tengah kesibukan kuliah. Fitur seperti Shopee Live, Shopee Video, hingga Affiliate Program jadi senjata utama Oclo dalam menjangkau konsumen.

“Shopee membantu saya otomatisasi proses penjualan, menjadikan bisnis lebih efisien dan mudah dijangkau. Kontribusi Shopee Live bahkan mencapai 35% dari total penjualan kami,” kata Yisti.

Partisipasi aktif dalam kampanye besar Shopee pun membuahkan hasil manis. Dalam kampanye Shopee 12.12 tahun lalu, Oclo mencatat lonjakan pesanan hingga 7 kali lipat dari hari biasa. Bahkan, hampir 90% total penjualan Oclo kini berasal dari Shopee.

Baca Juga: Perjalanan Inspiratif UMKM Permanence Your Clothes di Hari Keluarga Bersama Shopee

Dampak Sosial dan Visi ke Depan

Lebih dari sekadar bisnis, Oclo telah menciptakan dampak sosial nyata. Kini Oclo melibatkan lebih dari 90 talenta lokal dalam produksi, mulai dari penjahit, tim kreatif, hingga pengemasan.

“Alhamdulillah, lewat Oclo saya bisa membuka banyak lapangan kerja. Saya ingin pertumbuhan brand ini selalu selaras dengan pemberdayaan komunitas sekitar,” ujar Yisti.

Tahun 2025, Oclo fokus memperkuat community-driven marketing lewat kolaborasi dengan kreator konten dan affiliator, sambil bersiap ekspansi ke toko offline di Jakarta.

Yisti pun melihat tren busana ke arah clean look dan warna-warna hangat seperti mahogany dan earth tone, yang kini menjadi andalan Oclo.

Pesan untuk Generasi Muda

Lebih lanjut, Yisti menutup kisahnya dengan pesan bagi anak muda yang ingin terjun ke dunia usaha.

“Awalnya saya cuma anak kuliah yang coba-coba jastip. Tidak harus menunggu semuanya sempurna. Jalani dengan konsisten dan hati, maka hasil akan datang seiring waktu,” tutupnya.

Baca Juga: Kisah Sukses Meissie Gali Potensi lewat YouTube Shopping Affiliates dan Shopee