Di tengah derasnya arus mode global yang terus berganti, sejumlah clothing brand atau pakaian lokal legendaris berhasil bertahan dan tetap eksis hingga kini.
Brand-brand lokal ini bukan hanya menjadi saksi perkembangan industri fashion Indonesia, tapi juga berhasil menjaga kualitas dan ciri khas yang membuatnya dicintai oleh berbagai generasi.
Ke-12 brand lokal ini juga bukan sekadar pelaku industri, melainkan ikon yang mewakili identitas budaya, tren, dan gaya hidup masyarakat Indonesia.
Dari desain klasik yang timeless hingga inovasi yang mengikuti tren masa kini, deretan brand lokal ini membuktikan bahwa produk buatan Indonesia mampu bersaing sekaligus mengukir sejarah di dunia fashion Tanah Air.
Dan dikutip dari berbagai sumber, Jumat (30/5/2025), berikut Olenka ulas jejak 12 clothing brand lokal legendaris yang telah mengukir sejarah dan menjadi kebanggaan fashion Tanah Air.
1. Dagadu
Dagadu Djokdja menjadi salah satu clothing brand legendaris di Indonesia. Brand ini didirikan pada 4 Januari 1994 oleh 25 mahasiswa dan alumni jurusan Arsitektur Universitas Gadjah Mada (UGM), termasuk di antaranya Ahmad Noor Arief.
Berawal dari minat bersama dalam bidang kepariwisataan, perkotaan, dan desain grafis, mereka membuka kios pertama di Lower Ground Malioboro Mall, Yogyakarta.Nama Dagadu sendiri berasal dari bahasa walikan khas Yogyakarta yang berarti ‘matamu’, digunakan sebagai simbol keakraban dan identitas lokal.
Dikutip dari Kumparan, Dagadu dikenal sebagai pelopor cinderamata alternatif khas Yogyakarta dengan desain yang unik dan penuh humor. Produk utamanya adalah kaos dengan desain nyentrik yang mencerminkan budaya dan kehidupan masyarakat Yogyakarta.
Selain kaos, Dagadu juga memproduksi berbagai merchandise seperti sweater, jaket, kemeja flanel, gantungan kunci, dan stiker. Brand ini tetap mempertahankan eksklusivitasnya dengan hanya membuka gerai di Yogyakarta dan melayani pembelian online melalui situs resmi.
2. C59
Brand clothing legendaris Indonesia selanjutnya adalah C59 didirikan oleh Marius Widyarto, yang akrab disapa Pak Wiwied, bersama istrinya Maria Goreti Murniati. Nama C59 sendiri berasal dari alamat rumah mereka di Jalan Caladi No. 59, Bandung, yang juga menjadi tempat produksi awal.
C59 resmi berdiri pada 12 Oktober 1980. Modal awal sebesar Rp2.500.000 diperoleh dari hasil penjualan kado pernikahan mereka, yang digunakan untuk membeli mesin jahit dan obras. Awalnya, C59 melayani pesanan kaos bergambar dengan pengerjaan manual.
C59 dikenal sebagai pelopor industri clothing di Bandung dan Indonesia. Dengan slogan Express Your Style, C59 menawarkan desain yang kreatif dan berkualitas tinggi. Brand ini telah berkembang pesat dengan lebih dari 600 gerai di Indonesia dan 60 gerai di mancanegara, termasuk di Eropa, Amerika, dan Asia.
C59 telah meraih berbagai penghargaan bergengsi, antara lain Penghargaan Upakarti untuk kategori Usaha Kecil Menengah (UKM) pada tahun 1996; Merit Award untuk kategori tema Kalender Terbaik (Best Calendar Theme) pada tahun 1999; Peringkat pertama di ajang Enterprise 50 (50 UKM Nasional Terbaik) yang diselenggarakan oleh Accenture dan Majalah SWA pada tahun 2001, serta Hade Award dari Dinas Perindustrian Jawa Barat dan KICK (Kreative Independent Clothing Kommunity) sebagai pelopor per-clothingan di Bandung pada tahun 2007.
3. Joger
Clothing brand legendaris Indonesia selanjutnya adalah Joger. Brand ini didirikan oleh Joseph Theodorus Wulianadi, yang akrab disapa Mr. Joger. Nama Joger sendiri merupakan gabungan dari nama Joseph dan sahabatnya, Gerhard Seeger, yang memberikan modal awal sebesar US$20.000 sebagai hadiah pernikahan.
Dikutip dari DetikFinance, usaha ini dimulai pada 19 Januari 1981 dengan membuka toko kecil bernama Art & Batik Shop Joger di Jalan Sulawesi No. 37, Denpasar. Awalnya menjual kerajinan tangan dan batik, namun kemudian berkembang menjadi toko kaos dengan desain kata-kata unik.
Joger dikenal sebagai ‘Pabrik Kata-Kata’ karena produk-produknya, terutama kaus, dihiasi dengan kalimat-kalimat jenaka dan penuh makna.
Keunikan ini menjadikannya oleh-oleh khas Bali yang populer di kalangan wisatawan. Hingga kini, Joger hanya memiliki satu toko resmi di Jalan Raya Kuta, Bali, untuk menjaga eksklusivitas produknya.
Pada 25 Agustus 2024, Mr. Joger menerima penghargaan sebagai Tokoh Kebangsaan dari Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (PWNI) atas kontribusinya dalam menjaga keberagaman dan ke-bhinnekaan melalui bisnisnya.
4. Danar Hadi
Danar Hadi didirikan pada tahun 1967 di Solo oleh pasangan suami istri Santosa Doellah dan Danarsih Hadiprijono. Nama Danar Hadi sendiri merupakan gabungan dari nama pendirinya, Danar dari Danarsih dan Hadi dari Hadiprijono.
Dikutip dari Kompas, berawal dari usaha rumahan dengan 20 pembatik tradisional, Danar Hadi berkembang pesat dan membuka toko pertamanya di Jalan dr. Radjiman No. 164, Solo, pada tahun 1973.
Kemudian pada tahun 1975, mereka memperluas jangkauan dengan membuka toko di Jakarta, menyesuaikan produk dengan selera pasar ibu kota.
Selama lebih dari 50 tahun, Danar Hadi telah menjadi ikon batik Indonesia. Produk-produknya mencakup batik tulis, cap, dan printing dengan desain yang menggabungkan motif klasik dan kontemporer. Untuk menarik minat generasi muda, Danar Hadi meluncurkan lini Days by Danar Hadi pada tahun 2015, menawarkan desain kasual dengan warna-warna cerah.
Danar Hadi juga aktif di pasar internasional. Pada tahun 2022, mereka berpartisipasi dalam program "Java in Paris" di Le BHV Marais, Paris, memamerkan koleksi batik kepada publik Eropa. Selain itu, mereka telah mengekspor produk ke berbagai negara seperti Amerika Serikat, Italia, dan Jepang.
Danar Hadi juga telah menerima berbagai penghargaan atas dedikasinya dalam melestarikan dan mempromosikan batik Indonesia. Mereka mendirikan Museum Batik Kuno House of Danar Hadi di Surakarta, yang diakui oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai museum dengan koleksi batik terbesar di Indonesia.
Selain itu, perusahaan ini menerima sertifikat biru dari pemerintah Provinsi Jawa Tengah atas komitmennya dalam pengelolaan limbah yang ramah lingkungan.
5. Lea Jeans
Lea Jeans didirikan oleh Gani Sandjaja pada tahun 1972 melalui PT Lea Sanent di Tangerang, Banten. Nama Lea diambil dari nama putri sulungnya. Awalnya, perusahaan ini memproduksi T-shirt dan garmen, kemudian beralih fokus ke produksi denim pada akhir 1970-an dengan menggandeng mitra dari Singapura.
Pada tahun 2004, kepemimpinan perusahaan beralih ke generasi kedua, yaitu Leo Sandjaja, anak bungsu Gani yang juga suami dari Aktris Laura Basuki, yang mulai terlibat dalam bisnis keluarga sejak tahun 2004.
Lea Jeans dikenal dengan desain yang terinspirasi dari gaya Amerika, terutama pada logo yang menyerupai bendera Amerika Serikat. Hal ini membuat banyak konsumen mengira bahwa brand ini berasal dari luar negeri. Namun, Lea Jeans merupakan produk asli Indonesia yang telah berhasil menembus pasar internasional, termasuk di Dubai, Korea, dan Hong Kong.
Dikutip dari Merdeka, perusahaan ini memiliki lebih dari 34 outlet di Indonesia dan lebih dari 200 counter di pusat perbelanjaan, serta mampu memproduksi hingga 1 juta potong produk setiap bulannya.
Pada tahun 2000, Lea Jeans berhasil menggagalkan upaya pemalsuan merek dengan menangkap empat pabrik yang memproduksi celana jeans palsu menggunakan merek Lea di Jakarta Selatan. Kasus ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam menjaga kualitas dan keaslian produk mereka.
6. Batik Keris
Clothing brand legendaris Indonesia selanjutnya aldah Batik Keris. Batik Keris didirikan pada tahun 1920 oleh Kwee Tiong Djing sebagai usaha batik rumahan di Jalan Nonongan, Solo. Pada 1946, usaha ini diperluas oleh anaknya, Kasoem Tjokrosaputro, dengan membuka toko batik bernama "Keris" di Grogol, Sukoharjo.
Pada 1970, perusahaan ini resmi menjadi perseroan terbatas (PT), dan pada 1972 membuka toko di Sarinah, Jakarta. Generasi ketiga, Handianto Tjokrosapoetro, memimpin perusahaan sejak 1990-an hingga wafat pada 2018.
Dikutip dari Detik Finance, kini Batik Keris dipimpin oleh istri almarhum, Lina Handianto Tjokrosaputro, bersama anak-anaknya, melanjutkan visi untuk menjadikan Batik Keris sebagai pusat budaya nusantara.
Batik Keris dikenal luas di Indonesia dan internasional berkat kualitas tinggi dan desain yang menggabungkan tradisi dengan sentuhan modern.
Produk mereka mencakup batik tulis, cap, dan printing, serta pakaian siap pakai untuk pria, wanita, dan anak-anak, termasuk koleksi sutra dan slim fit. Selain itu, Batik Keris juga memproduksi kerajinan tangan seperti tas, aksesori, dan perlengkapan rumah tangga di bawah merek Keris Griya.
Pada 2017, Batik Keris meraih dua penghargaan bergengsi dari Netizen Brand Choice Award 2017 sebagai Most Popular Batik dan Netizen Batik Choice. Penghargaan ini diberikan oleh Warta Ekonomi atas pengaruh dan strategi pemasaran Batik Keris di media sosial.
Baca Juga: Menelusuri 12 Brand Kuliner Legendaris Indonesia yang Tetap Eksis di Tengah Zaman
7. Eiger
Kemudian, brand fashion legendaris Indonesia selanjutnya adalah Eiger. Brand ini didirikan pada tahun 1989 oleh Ronny Lukito, seorang lulusan Sekolah Teknik Mesin asal Bandung. Dengan modal awal dua mesin jahit dan semangat pantang menyerah, Ronny memulai produksi tas outdoor di rumah orang tuanya.
Dikutip dari Tirto, nama Eiger sendiri diambil dari Gunung Eiger di Swiss, mencerminkan semangat petualangan dan tantangan alam. Sebelumnya, Ronny juga mengembangkan merek tas lain bernama Exsport sejak 1979, sebelum fokus pada Eiger sebagai brand perlengkapan outdoor.
Eiger berkembang pesat dari usaha mikro menjadi perusahaan besar dengan lebih dari 250 gerai di Indonesia dan ekspansi ke pasar internasional seperti Jepang, Filipina, dan Lebanon. Brand ini dikenal dengan produk berkualitas tinggi untuk kegiatan outdoor seperti pendakian, bersepeda, dan camping, serta desain yang fungsional dan stylish.
Pada tahun 2023, Ronny Lukito menerima penghargaan Best Entrepreneur di ajang Obsession Awards 2023 atas kontribusinya dalam mengembangkan Eiger sebagai brand lokal yang mendunia.
Selain itu, Eiger juga meraih The Best Industry Marketing Champion 2022 di ajang Marketeer of The Year 2022. Komitmen Eiger terhadap keberlanjutan lingkungan juga tercermin dalam program E.I.G.E.R. yang mencakup inisiatif seperti produksi ramah lingkungan dan pengembangan ekowisata melalui Eiger Adventure Land, meskipun akhirnya tempat ekowisata tersebut ditutup oleh pemerintah.
8. The Executive
Clothing brand legendaris Indonesia selanjutnya adalah The Executive. Brand ini didirikan pada tahun 1979 oleh Johanes Farial melalui PT Delami Garment Industries, yang dikenal dengan nama Delamibrands.
Perusahaan ini awalnya memproduksi celana panjang pria dengan merek Wood dan John Far. Pada tahun 1984, Delamibrands merintis merek baru bernama Executive 99, yang fokus pada busana pria, khususnya celana panjang. Nama merek ini kemudian diubah menjadi The Executive pada tahun 2000 seiring dengan pergantian kepemilikan perusahaan .
The Executive juga dikenal luas sebagai merek busana profesional yang menawarkan pakaian berkualitas tinggi dengan desain elegan dan harga terjangkau. Produk-produknya mencakup kemeja, celana panjang, blazer, rok, dan aksesori untuk pria dan wanita.
Saat ini, The Executive memiliki lebih dari 60 toko dan lebih dari 100 counter di pusat perbelanjaan di seluruh Indonesia, termasuk di Jakarta, Bali, Makassar, Medan, dan Pontianak. Selain itu, merek ini juga telah menembus pasar internasional, dengan produk yang tersedia di Malaysia, Singapura, China, India, Sri Lanka, Timur Tengah, dan Australia.
Pada tahun 2022, The Executive melakukan rebranding menjadi Executive untuk mencerminkan evolusi merek dari sekadar busana kerja menjadi busana profesional yang lebih fleksibel dan sesuai dengan gaya hidup dinamis para profesional muda. Langkah ini menunjukkan komitmen merek untuk terus berinovasi dan memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang.
9. Nevada
Nevada adalah merek fashion eksklusif milik PT Matahari Department Store Tbk. Asal tahu saja, awalnya Matahari adalah toko baju bernama Mickey Mouse di Pasar Baru, Jakarta yang didirikan oleh Hari Darmawan pada 1960.
Namun, pada tahun 1996, Hari Darmawan pun menerima tawaran akuisisi dari Lippo Group milik taipan, Mochtar Riady. Sejak saat itu, Matahari resmi berada di bawah kendali Lippo.
Di era Lippo, Matahari terus berkembang dan memperkuat portofolio mereknya. Salah satu merek eksklusif yang muncul dan menjadi sangat populer adalah Nevada ini.
Dengan gaya kasual, trendi, dan harga yang kompetitif, Nevada menjadi andalan Matahari dalam menjangkau generasi muda dan konsumen urban. Keberhasilan Nevada menegaskan posisi Matahari sebagai pemimpin ritel fesyen di Indonesia yang adaptif terhadap tren pasar.
Dikutip dari Sindonews, Nevada sendiri dikenal dengan filosofi Everyday Fashion, yang berarti pakaian yang cocok untuk dikenakan sehari-hari tanpa mengorbankan gaya atau kenyamanan.
Nevada sendiri telah meraih berbagai penghargaan bergengsi, antara lain Top Brand Award 2014 Kategori pakaian dalam wanita; Netizen Brand Choice Award 2017,Kategori merek fashion pilihan warganet; dan, Netizen Brand Choice Award 2018, Kategori merek fashion teratas pilihan netizen.
10. 3Second
Clothing brand legendaris Indonesia selanjutnya adalah 3Second. Brand ini didirikan oleh H. Ismail Muhammad pada tahun 1996 di Bandung. Awalnya, brand ini hanya memproduksi pakaian polos tanpa merek. Namun, setelah mendapat saran dari seorang pengelola mal untuk memiliki merek, lahirlah 3Second pada tahun 1996. Nama 3Second sendiri dipilih karena filosofi bahwa dalam tiga detik pertama, seseorang harus dapat menarik perhatian konsumen.
3Second dikenal luas di kalangan anak muda Indonesia berkat desain yang simpel namun stylish, serta harga yang terjangkau. Brand ini menawarkan berbagai produk fashion seperti kaos, jaket, celana, dan aksesoris dengan kualitas terbaik. Sejak pertama dibuka pada tahun 2002, 3Second telah memperkenalkan produk best seller-nya, yaitu kaos.
Pada tahun 2022, 3Second mencatat sejarah dengan berkolaborasi bersama Danjyo Hiyoji dalam koleksi bertema Heeji yang terinspirasi dari tradisi Seren Taun di Jawa Barat. Koleksi ini dipamerkan di Paris Fashion Week 2022, mewakili Indonesia di ajang fashion internasional bergengsi tersebut.
3Second memiliki visi untuk menjadi brand fashion terdepan di Asia Tenggara dengan fokus pada ekspresi diri dan inovasi berkelanjutan. Brand ini juga aktif membangun komunitas fashion yang solid melalui berbagai acara, seperti fashion show dan workshop.
Dengan lebih dari 100 toko di seluruh Indonesia dan keberadaan online yang kuat, 3Second terus mengembangkan sayapnya di industri fashion global.
11. Ouval Research
Ouval Research jadi salah clothing brand legendaris Indonesia berikutnya. Brand ini didirikan pada tahun 1997 oleh tiga anak muda Bandung, yakni M. Rizki Yanuar, Firman Firdaus, dan Arif Maskom. Berawal dari kegemaran mereka dalam komunitas skateboard, mereka ingin menciptakan produk yang tidak hanya memenuhi kebutuhan fungsional, tetapi juga mencerminkan gaya hidup dan semangat komunitas tersebut.
Modal awal mereka hanya sekitar Rp200.000, namun dengan kreativitas dan dedikasi, mereka berhasil membangun brand ini menjadi salah satu pelopor industri clothing di Bandung dan Indonesia.
Ouval Research dikenal dengan desain kontemporer yang menggabungkan elemen-elemen budaya, musik, olahraga, dan isu-isu sosial. Produk-produk mereka, seperti kaos, sweater, hoodie, tas, sepatu, dan aksesori lainnya, memiliki ciri khas yang membedakan dari brand lain.
Konsep desain mereka yang dinamis dan fleksibel membuat brand ini populer di kalangan anak muda. Pada tahun 2001, mereka membuka toko pertama di Jalan Buah Batu, Bandung, yang dikenal dengan nama Sch (Scholl), yang menjadi tempat eksklusif untuk produk-produk mereka.
Seiring waktu, Ouval Research membuka cabang di berbagai kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Yogyakarta, Makassar, Surabaya, dan Bali, serta melakukan ekspansi internasional ke Singapura, Malaysia, dan Jerman.
Ouval Research telah diakui sebagai salah satu brand lokal yang berhasil menembus pasar internasional. Keberhasilan ini mencerminkan kualitas dan daya saing brand di kancah global. Selain itu, Ouval Research juga dikenal karena inovasinya dalam desain dan pemasaran, serta kontribusinya dalam mengembangkan budaya streetwear di Indonesia.
12. UNKL374
Brand clothing legendaris Indonesia berikutnya adalah UNKL347. Brand ini didirikan pada tahun 1996 oleh Dendy Darman, Arifin Windarman, Anli Rizandi, dan Lucky Widiantara.
UNKL347 ini berawal dari rumah kos di Jl. Dago No. 347, Bandung, tempat para pendirinya berkumpul dan berkreasi. Nama awalnya adalah 347boardrider.co, terinspirasi dari nomor rumah tersebut.
Pada tahun 2003, namanya pun berubah menjadi 347/Eat, dan akhirnya menjadi UNKL347 pada 2006 sebagai simbol perjalanan 10 tahun mereka, dengan slogan After ten years, friends call us uncle.
Brand ini dikenal sebagai pionir distro di Indonesia, mengusung semangat DIY dan budaya independen. UNKL347 tumbuh bersama komunitas musik indie, skateboard, surfing, dan desain grafis, menjadikannya ikon subkultur anak muda di Bandung dan Indonesia .
Brand ini juga aktif dalam kolaborasi, seperti dengan sepatu Compass dalam koleksi terbatas bertema Pantai Selatan untuk merayakan ulang tahun ke-25 mereka.
Pada tahun 2024, UNKL347 merayakan 25 tahun eksistensinya dengan tampil di Plaza Indonesia Men’s Fashion Week (PIMFW) 2024. Dengan tema ‘Quarter of a Century’, mereka menampilkan koleksi ikonik yang memadukan pengaruh masa lalu, kini, dan masa depan, serta menyoroti budaya skateboard yang telah membentuk identitas brand ini.
UNKL347 juga telah berekspansi ke luar negeri, dengan produk yang dikenal karena desain dekoratif dan eksklusivitasnya. Pada tahun 2008, UNKL347 juga diketahui menerbitkan buku desain berjudul After Ten Years, Friends Call Us Unkle, yang merangkum 12 tahun karya mereka dalam desain pakaian, iklan cetak, katalog, stiker, dan kartu pos.
Baca Juga: 15 Sosok Perempuan Inspiratif di Balik Brand Modest Fashion Lokal