Pengusaha Muslim Tionghoa, Jusuf Hamka merupakan konglomerat yang dikenal dengan gaya hidup sederhananya. Selain itu, pria yang kerap disapa Babah Alun ini juga dikenal dengan sifatnya yang dermawan dan baik kepada sesama.

Salah satu bentuk kedermawanan anak angkat Buya Hamka ini adalah gemar berbagi kepada orang-orang yang kurang beruntung. 

Gak cuma itu, pemilik PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) tersebut ternyata memiliki kebiasaan yang rutin ia jalankan selama bulan puasa, yakni membagikan takjil dan selalu menggelar acara buka puasa gratis setiap bulan Ramadhan.

Dalam sebuah kesempatan, pria kelahiran 5 Desember 1957 itu mengaku jika kebiasannya itu sudah ia lakukan sejak dirinya menjadi seorang mualaf. 

Ia menilai, kaum dhuafa dan fakir miskin akan lebih terbantu bila mendapat makanan gratis saat buka puasa selama bulan Ramadhan.

“Sejak saya jadi mualaf itu, depan rumah saya itu kan ada Masjid di daerah Pasar Baru, saya bilang sama supir saya, tolong kasih 100 bungkus nasi setiap hari buat orang buka puasa di sana. Beli dari warung itu ada 5 warung, gantian saya bilang,” tutur Jusuf Hamka, dalam sebuah video yang diunggah Olenka, dikutip Kamis (3/10/2024).

Jusuf Hamka bercerita, saat ia meminta sang supir untuk membelikan nasi bungkus untuk dibagikan ke kaum dhuafa kala itu, tak disangka sang supir malah komplain dan ‘memarahi’ dirinya.

“Supir saya marah sama saya, pak kenapa gak beli dari istri saya? Istri saya kan dagang nasi uduk, katanya. Dia merengut saja waktu itu,” ujar Jusuf Hamka.

Mendengar keluhan sang supir, pria yang memiliki nama asli Joseph Alun itu pun lantas menjawabnya dengan bijak.

Baca Juga: Alasan di Balik Impian Jusuf Hamka Bangun 1.000 Masjid Chinese-Look di Indonesia, Ingat Petuah Buya Hamka

“Terus saya bilangin gini, kamu sudah ada kerjaan dari saya, istri kamu dagang, kalau nanti saya beli dari kamu, yang dapat berkah orang yang kaum dhuafa yang ingin buka puasa. Tapi, warung-warung yang ada angkara murka. Karena yang biasanya orang-orang yang makan di warung setempat itu akan sepi karena kita kasih gratis di sini. Ini hukum ekonomi,” papar Jusuf Hamka.

Saat ditanya alasan mengapa dirinya gemar berbagi, Jusuf Hamka berdalih bahwa kebahagiaan itu sendiri tidak ditemukan dengan mencari hal-hal besar, tetapi dengan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil, dalam hal ini saat kita berbagi kepada sesama.

Menurutnya, dengan berbagi, maka kita akan menghargai momen kecil dalam kehidupan sehari-hari dan mencari kebahagiaan di dalamnya. 

“Dalam kehidupan yang sibuk dan penuh tekanan, hal ini bisa mengingatkan kita untuk selalu berterimakasih dan menghargai setiap momen berharga yang kita miliki. Dengan menghargai kebahagiaan di dalam hal-hal kecil, kita dapat menciptakan kehidupan yang lebih bahagia dan bermakna,” tandas Jusuf Hamka.

Di samping itu, kata Jusuf, memberikan makanan kepada sesama juga berarti menjalin relasi dengan mereka. Menurutnya, perbuatan baik juga akan mendatangkan kebaikan untuk dirinya.

Ia menceritakan, saat kerusuhan Mei 1998 silam lalu misalnya, rumahnya tak tersentuh amukan massa. Padahal, rumah di seberangnya hangus dibakar massa saat itu.

"Sedangkan, rumah saya terkena satu batu pun tidak karena mereka merasa terbantu oleh saya," pungkas Jusuf Hamka.

Baca Juga: Kisah Inspiratif Jusuf Hamka Bangun Masjid Babah Alun di Kolong Jalan Tol