Ketua umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla turut menyoroti bencana banjir bandang dan longsor yang menerjang Aceh, Sumatra Barat dan Sumatra  Selatan. Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI itu secara khusus menyoroti bencana Aceh yang disebutnya seperti Tsunami kedua.  

Kendati karakter bencana kali ini berbeda dengan tsunami yang melanda Aceh  pada 2004 lalu, namun kata dia dampaknya sama-sama besar, bencana itu meluluhlantakkan permukiman warga dan merenggut ribuan jiwa. 

Baca Juga: Ketika Jusuf Kalla Berjibaku Mendamaikan Konflik Aceh

Jusuf Kalla sangat prihatin dengan kondisi sekarang ini.  Menurutnya, bencana banjir yang terjadi saat ini merupakan cobaan besar dengan cakupan wilayah yang sangat luas, bahkan meliputi sekitar 18 kawasan. 

“Jika tsunami dulu berasal dari laut, sekarang air datang dari gunung membawa kayu dan lumpur yang merusak rumah, jembatan, dan infrastruktur. Ini tantangan besar yang harus dihadapi bersama,” kata Jusuf Kalla  dalam keterangan persnya dilansir Jumat  (19/12/2025). 

Saat Aceh diterjang tsunami pada 2004, JK menjabat sebagai Wakil Presiden ke-10 RI sekaligus Ketua Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Bakornas).

JK saat itu bertanggung jawab mengatasi dan memimpin pemulihan bencana di Aceh. Bantuan PMI untuk korban banjir Sumatera JK menjelaskan bahwa PMI memiliki peran utama dalam membantu masyarakat yang terdampak bencana, terutama dalam penanganan tanggap darurat, pelayanan kesehatan, serta penyediaan darah dan logistik. 

Saat ini, PMI Pusat telah mengirimkan bantuan berupa logistik, mobil tangki air, kantong darah, serta lima tim dokter dari Jakarta, Solo, Semarang, Malang, dan Tangerang untuk membantu pelayanan medis di Aceh. 

Baca Juga: Duduk Perkara Sengketa Lahan 16,4 Hektare Jusuf Kalla vs Lippo Group

JK menambahkan, PMI bekerja dengan dukungan sekitar 1,5 juta relawan di seluruh Indonesia. Para relawan inilah yang menjadi kekuatan utama PMI dalam melaksanakan berbagai program kemanusiaan di lapangan.