Growthmates, kepemimpinan dalam lanskap bisnis yang berkembang pesat saat ini bukanlah persamaan yang kaku. Sebaliknya, kepemimpinan membutuhkan kemampuan beradaptasi dan kemauan untuk merangkul sifat-sifat yang terus berkembang seiring dengan dinamika bisnis dan orang-orangnya.
Apa yang membuat perusahaan sukses kemarin tidak akan menjamin kesuksesan hari ini—dan tentu saja tidak besok. Selama percakapan dengan Daniel Roth di podcast This is Working di LinkedIn, CEO Taco Bell, Sean Tresvant, menganggap sebagian besar keberhasilan kepemimpinannya berkat satu prinsip sederhana, namun mendalam, yakni "Jangan mencoba menjadi pemegang sabuk hitam dalam segala hal."
Tresvant, yang menjadi CEO pada bulan Januari dan juga memiliki latar belakang yang luas dalam pemasaran dan pencitraan merek, dan ketika menjelaskannya, menjelaskan bahwa meskipun ia pemegang "sabuk hitam" dalam pemasaran, ia merasa puas menjadi pemegang "sabuk cokelat" di bidang lain.
Menurutnya, pendekatannya menekankan penguasaan satu kompetensi inti sambil menguasai kompetensi lainnya. Fokus ini membuahkan hasil—Taco Bell mendapatkan tempat di daftar Perusahaan Paling Inovatif Dunia 2024 versi Fast Company, sebuah prestasi yang mengesankan bagi sebuah merek yang restoran pertamanya berdiri pada tahun 1962.
Meskipun secara teori mudah, menjalankan filosofi ini tidaklah mudah. Banyak pemimpin terjebak dalam perangkap umum yang menghambat efektivitas dan kesejahteraan mereka.
Sindrom Pahlawan Super
Dalam film, pahlawan super tampak tak terkalahkan, mampu mengatasi rintangan yang mustahil dengan kekuatan dan tekad yang tak terbatas. Namun, pahlawan super pun memiliki keterbatasan—begitu pula CEO dan pemimpin organisasi.
Sindrom Pahlawan Super menggambarkan CEO, pengusaha, dan pemimpin yang percaya bahwa mereka harus menangani semuanya sendiri, sering kali (dan tanpa sengaja) dengan mengorbankan kesehatan dan dinamika tim mereka.
Meskipun para pemimpin ini mungkin mengaku dapat mendelegasikan tugas, mereka sering kali melakukan manajemen mikro atau berjuang untuk memercayai orang lain sepenuhnya. Tanda-tanda Sindrom Pahlawan Super meliputi:
- Kesulitan mendelegasikan tanggung jawab dan otonomi.
- Merasa bersalah atau tidak mampu saat meminta bantuan.
- Keengganan untuk mengakui kesenjangan pengetahuan.
Baca Juga: 3 Strategi CEO Airbnb Brian Chesky Membangun Tim Kerja yang Efektif dan Kuat