Sebelum tahun 2009, wajah kereta api di Indonesia dinilai begitu buruk. Namun kini, PT KAI sukses menjadi service company yang mengedepankan pelayanan sebagai etos utama seluruh lini korporasi.
Tentunya, pencapaian itu tidak lepas dari leadership Ignasius Jonan sebagai ‘lokomotif’. Gaya kepemimpinan Jonan yang tegas dan original adalah instrumen menentukan yang memacu perubahan di KAI.
Adapun, restrukturisasi yang dilakukan Jonan terkait dengan sistem, manajemen tata kelola, hingga budaya yang ada pada tubuh PT KAI membawa perubahan-perubahan positif.
Perubahan pertama yang Jonan lakukan adalah dengan mengubah budaya organisasi pada sisi internal PT KAI.
Jonan saat itu mengubah mindset para pekerja yang awalnya adalah product oriented menjadi customer oriented. Penerapan ini berfokus untuk memaksimalkan kepuasan para pengguna layanan kereta api.
Dalam sebuah kesempatan, Jonan pun mengatakan bahwa saat itu ia melakukan cara untuk memaksimalkan potensi karyawan milenial di tubuh KAI. Adapun, saat itu, kata dia, KAI sendiri memiliki sedikitnya 30 persen pekerja generasi milenial.
“Waktu saya mulai ditugaskan di KAI 15 tahun yang lalu, itu saya punya 30 persen karyawan generasi milenial. Nah, agar kereta api ini bisa sustain, waktu itu saya ubah dengan baik. Caranya dengan ‘membebaskan’ para karyawan milenial itu memilih pekerjaannya sendiri,” tutur Jonan, seperti dikutip Olenka, Minggu (27/10/2024).
Baca Juga: Optimisme Ignasius Jonan pada Generasi Muda: Anda Punya Banyak Kesempatan