“Beberapa anak yang terkena cacar dapat mengalami komplikasi serius akibat infeksi bakteri pada kulit, bahkan bisa menyebabkan radang paru-paru (pneumonia). Pencegahan paling mudah dan efektif adalah dengan melakukan imunisasi cacar sejak usia 1 tahun,” jelas Prof. Soedjatmiko.
“Dengan satu kali suntikan, kekebalan terhadap cacar mulai terbentuk dalam waktu dua minggu. Untuk mendapatkan kekebalan yang lebih optimal, lengkapi dengan vaksinasi dosis kedua, yang dapat menggunakan vaksin kombinasi varisela dan MMR,” sambung Prof. Soedjatmiko.
Ditambahkan Prof. Soedjatmiko, teman atau anggota keluarga yang serumah dengan pasien cacar, jika belum mendapatkan imunisasi varisela, disarankan untuk segera divaksinasi secepat mungkin, kurang dari 5 hari setelah terpapar. Selain itu, ibu hamil disarankan untuk menjauhi pasien cacar, karena jika tertular, infeksi ini dapat membahayakan janin di dalam kandungan.
Memahami urgensi pemberian vaksin varisela pada anak, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah merekomendasikan vaksin ini masuk dalam jadwal vaksinasi anak. Berdasarkan rekomendasi terbaru, vaksin varisela disuntikkan subkutan mulai usia 12 bulan.
Pada usia 1-12 tahun diberikan 2 dosis dengan interval 6 minggu sampai 3 bulan, sementara usia 13 tahun atau lebih interval 4 sampai 6 minggu. Untuk anak usia 2 tahun atau lebih yang belum mendapat MR/MMR dan varisela dapat diberikan vaksin MMRV sebagai dosis primer. Untuk anak kurang dari 2 tahun yang sudah mendapat MR/MMR atau varisela sebelumnya, MMRV dapat diberikan sebagai booster.
“Oleh karena itu, anak-anak dan orang dewasa sebaiknya mencegah penyakit cacar dengan langkah-langkah diatas, terutama melalui imunisasi varisela sejak usia 1 tahun, diikuti dengan dosis kedua enam bulan kemudian. Imunisasi varisela terbukti aman dan bermanfaat dalam mencegah cacar yang parah, sehingga digunakan di semua negara,” ujar Prof. Soedjatmiko.
“Di Indonesia, vaksin varisela telah lama mendapat ijin dari BPOM serta direkomendasikan oleh Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Satgas Imunisasi Dewasa Persatuan Ahli Penyakit Dalam (PAPDI),” tutup Prof. Soedjatmiko.
Baca Juga: Seberapa Penting Calon Jemaah Haji Wajib Melakukan Vaksin Meningitis? Ini Kata Ahli