Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) kembali mendorong literasi sawit di kalangan akademisi. Melalui kegiatan Bedah dan Diseminasi Buku “Mitos Vs Fakta: Industri Minyak Sawit Indonesia dalam Isu Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan Global Edisi Keempat”, ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kalimantan Selatan diajak memahami lebih dalam peran sawit bagi perekonomian sekaligus meluruskan isu-isu negatif yang kerap beredar. Acara ini digelar di Gedung Serbaguna Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarbaru pada Sabtu (20/9/2025).

Kegiatan ini tidak hanya diikuti mahasiswa ULM, tetapi juga melibatkan mahasiswa dari STIE Pancasetia, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjary, Universitas Borneo Lestari, hingga UIN Antasari. Dukungan juga datang dari kalangan pelaku industri, termasuk GAPKI dan APKASINDO Kalimantan Selatan, yang hadir langsung di lokasi. Kehadiran lintas kampus dan asosiasi ini menunjukkan bahwa advokasi sawit kini menjadi perhatian bersama, bukan hanya isu teknis pertanian semata.

Dalam sambutannya, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Umum ULM, Dr. Ir. Arief Rahmad Maulana Akbar, M.Si., IPU menekankan pentingnya forum akademik untuk mengurai fakta.

Baca Juga: BPDP dan PASPI Gelar Bedah Buku Mitos Vs Fakta Sawit Edisi Keempat di Universitas Andalas

“Perkebunan sawit terbukti meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Namun di sisi lain, masih banyak kampanye negatif yang menyudutkan sawit. Forum seperti ini penting agar mahasiswa bisa membedakan mana fakta dan mana sekadar hoaks,” ujarnya.

Wakil Dekan Fakultas Pertanian ULM, Prof. Dr. Ir. Ika Sumantri, S.Pt., M.Si., M.Sc, turut menambahkan bahwa riset menjadi kunci untuk meluruskan persepsi publik.

Dari sisi kebijakan nasional, BPDP juga menegaskan kontribusi sawit yang signifikan. Kepala Divisi Kerja Sama Kemasyarakatan dan UMKM BPDP, Helmi Muhansyah, dalam pemaparannya secara virtual, menjelaskan bahwa sawit menjadi penopang neraca perdagangan Indonesia.

Baca Juga: Bersama Olenka, BPDP Lanjutkan Sawit on Town 2025 Edisi Ketiga untuk Edukasi Manfaat Sawit

“Ekspor sawit mampu menghasilkan surplus besar pada neraca nonmigas. Implementasi biodiesel B40 juga berhasil mengurangi defisit migas,” katanya.

Menurutnya, manfaat sawit juga terasa langsung di masyarakat, terutama melalui pengembangan UMKM.

"Program 1.000 UMKM Perkebunan yang kami jalankan bisa dimanfaatkan mahasiswa setelah lulus untuk mengembangkan usaha,” imbuh Helmi.

Baca Juga: BPDP Tampilkan Produk Hilir Sawit di IFBC Expo 2025 Surabaya

Diskusi semakin hidup ketika Ketua tim penyusun buku, Dr. Tungkot Sipayung, memaparkan tantangan global yang dihadapi sawit. Ia menyebut keunggulan sawit dalam produktivitas dan harga sering membuatnya menjadi target kampanye negatif.

“Karena unggul, sawit diserang lewat isu lingkungan, kesehatan, hingga sosial. Strategi ini dimaksudkan untuk mengubah mindset konsumen agar anti-sawit,” jelasnya.

Untuk memperkaya perspektif, tiga dosen ULM dari bidang ekonomi, agronomi, dan gizi dilibatkan dalam membedah isi buku. Dari sisi ekonomi, Ir. Umi Salawati, M.Si mencontohkan bagaimana petani jeruk di Barito Kuala beralih ke sawit karena lebih menguntungkan dan tahan terhadap banjir maupun kekeringan. Dari perspektif agronomi, Yudhi Ahmad Nazari, S.P., M.P menilai sawit sebagai tanaman unggul yang tetap harus dikelola dengan kaidah keberlanjutan agar manfaat ekologisnya tidak hilang. Sementara itu, dari aspek kesehatan, M. Irwan Setiawan, S.Gz., M.Gz meluruskan anggapan yang salah di masyarakat.

“Minyak sawit tidak mengandung kolesterol. Justru kaya fitosterol, squalene, dan polifenol yang bermanfaat untuk kesehatan,” ujarnya.

Baca Juga: BPDP Pamerkan Beragam Produk Turunan Sawit dalam PIISU 2025

Menutup diskusi, Dr. Tungkot Sipayung menegaskan bahwa perbaikan dalam industri sawit memang masih diperlukan, tetapi dukungan publik tidak boleh berhenti.

“Sawit memang perlu banyak perbaikan, tapi itu bukan alasan untuk tidak mendukung. Mari kita dukung sawit melalui riset, tata kelola, dan kolaborasi agar industri ini makin baik dan berkelanjutan,” tutupnya.