Lima Inovasi Unggulan
Dalam presentasinya, Avep memaparkan lima inovasi utama Pertamina Drilling diantaranya Integrated Project Management (IPM), sebagai one-stop service untuk konstruksi sumur, IPM mencakup rekayasa teknik pengeboran, supervisi, pengadaan material, hingga manajemen proyek. Inovasi ini mampu menekan biaya hingga 28 persen. Selanjutnya, Extended Reach Reservoir Access (ERRA), teknologi ini memungkinkan akses ke reservoir hingga 25 kaki secara horizontal, delapan kali lebih dalam dari metode konvensional, dan berpotensi mampu meningkatkan produksi minyak hingga 10 kali lipat pada batuan pasir.
Lalu Integrated CCS/CCUS Engineering & Supervisory Services (ICESS), Pertamina Drilling memposisikan diri dalam rantai nilai Carbon Capture and Storage (CCS), khususnya di sisi penyimpanan CO₂ yang menjadi potensi besar Indonesia dalam dekarbonisasi. AI-SEE-U, Sistem pengawasan HSSE berbasis Vision AI ini meningkatkan pengawasan keselamatan kerja di lokasi rig, meminimalkan potensi insiden akibat kelalaian manusia. Serta iGOS (Integrated Gas Monitoring System), iGOS mengintegrasikan pembacaan sensor gas secara real-time dan dikombinasikan dengan data cuaca untuk pemodelan sebaran gas, mendukung respons cepat jika terjadi insiden.
Komitmen Menuju Budaya HSSE "Generative"
Selama satu dekade terakhir, Pertamina Drilling menunjukkan kinerja keselamatan yang terus membaik, dengan tingkat insiden di bawah rata-rata standar internasional. “Budaya keselamatan kami terus berkembang, dari reaktif pada 2015, menjadi proaktif di 2024, dan kami targetkan menjadi generatif di 2030,” tegas Avep.
Pertamina Drilling saat ini mengoperasikan 52 unit rig dan lebih dari 110 layanan non-rig di seluruh Indonesia, serta memperluas kiprah ke mancanegara seperti Malaysia, Timor Leste, kawasan Timur Tengah dan Afrika.
“Kami percaya bahwa masa depan energi membutuhkan kolaborasi, inovasi, dan komitmen kuat terhadap keberlanjutan. Pertamina Drilling siap menjadi bagian penting dalam perjalanan itu,” tutup Avep.