Perjalanan Karier

Karier Amira menjadi dokter spesialis kandungan di Fakfak dimulai pada 2013 silam, atau tepatnya setelah ia menyelesaikan pendidikan Kedokteran di Universitas Trisakti. Mulanya, Amira ditunjuk sebagai dokter umum dengan penempatan di salah satu puskesmas pelosok Kabupaten Fakfak, Papua Barat.

Mengutip dari pemberitaan Kompas, dr. Amira mengungkapkan bahwa pengalaman saat menjadi dokter umum membuka matanya terhadap realitas di pedalaman Papua, khususnya di Kabupaten Fakfak. Ia menyadari betapa minimnya dokter spesialis kandungan yang bersedia ditugaskan dan menetap di daerah tersebut. 

Padahal, kebutuhan layanan kesehatan di bidang kandungan dan kebidanan sangat besar, terutama bagi perempuan hamil, perempuan usia lanjut, hingga anak-anak perempuan di bawah umur. 

Kondisi inilah yang kemudian mendorong dr. Amira untuk melanjutkan pendidikan spesialis Obstetri dan Ginekologi (Obgyn) usai mendapatkan beasiswa dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Setelah menyelesaikan pendidikan spesialisnya, dr. Amira pun mantap kembali ke tanah Papua.

Keputusan dr. Amira untuk kembali mengabdi di Fakfak, Papua, bukan semata-mata karena ingin mewujudkan mimpinya menjadi dokter kandungan di daerah tersebut. Ada faktor lain yang semakin menggerakkan hatinya. Ia menemukan fakta bahwa dari total sekitar 95 ribu penduduk Fakfak, 50 persennya merupakan perempuan. 

Baca Juga: 11 Perempuan Dokter Influencer di Indonesia

Sayangnya, kondisi mereka sangat memprihatinkan. Mulai dari sulitnya akses pemeriksaan kehamilan, maraknya kasus kekerasan seksual, hingga tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Situasi inilah yang semakin menguatkan tekad dr. Amira untuk kembali dan berkontribusi langsung di tanah Papua, menjadi harapan bagi perempuan-perempuan di pedalaman yang membutuhkan layanan kesehatan layak.