Indonesia menghadapi tantangan signifikan dalam mengurangi emisi karbon. Menurut data Indonesia Country Climate and Development Report pada 2022, emisi karbon di Indonesia mencapai sekitar 640 juta ton dari sektor energi saja, menempatkannya di antara penyumbang emisi terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Berangkat dari fakta tersebut, BAT Indonesia yang menjadi bagian dari Bentoel Group mendorong dekarbonisasi melalui digitalisasi dan fleksibilitas kerja. Hal itu diungkapkan oleh Eva Sulistiawaty, Head of Sustainability BAT Indonesia.
Salah satu upaya utama BAT Indonesia adalah meningkatkan efisiensi energi melalui digitalisasi proses produksi di fasilitas manufaktur. Eva menjelaskan bahwa perusahaan memanfaatkan desain pencahayaan alami untuk meminimalkan penggunaan listrik di area yang terkena sinar matahari langsung.
Baca Juga: Peran AI bagi Perusahaan: Kurangi Jejak Karbon Sekaligus Meningkatkan Margin Keuntungan
“Ini kita benar-benar melihat cahaya matahari masuknya sebelah mana, duduknya di mana, jadi kita mengurangi energi untuk misalnya lampu, terlalu banyak lampu jadi lebih ke natural light,” ujarnya dalam konferensi The Bangun Bangsa Conference 2024, yang mengusung tema “Sustainability in Action: Accelerating Decarbonisation Journey in Asia Pacific” di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (25/10/2024).
Selain itu, BAT Indonesia juga mengadopsi sistem kerja fleksibel yang memungkinkan karyawan masuk kantor tiga hari dalam seminggu. Kebijakan ini tidak hanya mendukung kesejahteraan karyawan, tetapi juga mengurangi emisi karbon dari perjalanan pulang-pergi harian.
"Dengan sistem flexible working, di BAT teman-teman diperbolehkan ke kantor cuma 3 hari dalam seminggu, sehingga mengurangi banyak emisi yang dihasilkan dari commuting," jelas Eva.
BAT Indonesia juga telah memasang panel surya berkapasitas 3,5 megawatt yang saat ini beroperasi sepenuhnya untuk memenuhi kebutuhan energi perusahaan. Di samping itu, perusahaan juga mulai menggunakan kendaraan listrik dan hybrid sebagai bagian dari upaya transisi energi hijau.
Baca Juga: Sinergi Pertamina Patra Niaga dan Vale Indonesia Dorong Dekarbonisasi dengan HVO
“Kita udah install 3.5 megawatt, dan semuanya beroperasi 100%, juga kita udah propose untuk penggunaan kendaraan hybrid dan EV,” tambah Eva.
Upaya dekarbonisasi yang dirintis sejak 2019 ini telah menunjukkan hasil positif. Perusahaan berhasil menurunkan emisi karbon hingga 82% pada 2023 dan menargetkan penurunan lebih lanjut hingga 83% pada tahun 2024. BAT Indonesia berambisi untuk mencapai net zero emissions pada tahun 2050.
Dengan berbagai inisiatif yang terus diperbarui dan disesuaikan, BAT Indonesia berkomitmen menjadi contoh bagi industri lain dalam upaya dekarbonisasi yang berkelanjutan.