Kecerdasaan buatan (AI) mengalami kemajuan yang sangat pesan, kehadiran teknologi canggih ini digadang-gadang bakal menggantikan peran manusia di banyak sektor termasuk di sektor pendidikan. AI dinilai biasa menjadi ancaman tersendiri jika manusia tak pandai beradaptasi dan menyesuaikan diri.
Kendati kebanyakan orang menganggap AI sebagai salah satu ancaman, namun Ketua Pusat Studi Islam dan Kenegaraan-Indonesia (PSIK-Indonesia) Yudi Latif mengatakan, kehadiran kecerdasan buatan sebetulnya tak perlu terlalu dikhawatirkan, di dunia pendidikan keberadaan AI hanya menjadi menjadi aplikasi pendukung, kecerdasan dasar manusia tetap menjadi dasarnya.
Baca Juga: 10 Buku Terbaik untuk Mengasah Kecerdasan Emosional dan Kekuatan Batin
"Kita harus memperkuat aspek-aspek konstan dalam pendidikan. AI boleh berkembang, tetapi kemampuan dasar manusialah yang menentukan apakah teknologi itu membawa manfaat atau tidak," kata Prof. Yudi Latif dilansir Jumat (28/11/2025).
Yudi mengingatkan, pengetahuan dan peradaban masa lalu tetap relevan sebagai fondasi. Menurutnya, manusia tetap harus memahami nilai logis, mampu membedakan yang benar dan salah, serta memiliki kepekaan estetis dalam menilai kepantasan dan keindahan.
"Kita sekarang bukan hanya menghadapi persoalan etis, tetapi juga bagaimana dalam mengadopsi instrumen baru kita tetap berpijak pada aspek fundamental tersebut," ujarnya.
Direktur Eksekutif Reform Institute itu juga menyoroti keterbatasan AI, yang kerap dianggap mampu menggantikan proses berpikir manusia.
"AI tidak punya sistematika dan tidak punya konsistensi. Jika kita tidak memiliki wawasan dasar, informasi dari AI bisa menyesatkan," ucapnya.
Dia mencontohkan pentingnya proses pembelajaran bertahap, seperti seni lukis yang menuntut penguasaan realis sebelum beralih ke abstrak. Menurutnya, teknologi seharusnya menjadi pendukung, bukan sandaran utama.
Baca Juga: Ibu Hamil Meninggal Dunia Setelah Ditolak RS, Prabowo Turun Tangan
"Boleh saja sekarang ada AI dan sebagainya, tetapi percayalah, AI itu hanya alat," tuturnya.