Indonesia memiliki potensi SDM berkualitas yang mampu menjawab tantangan keterbatasan talenta AI. Perlu kerja sama multipihak untuk mewujudkan hal tersebut.
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan dengan tegas bahwa Indonesia memiliki sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang mampu mengatasi berbagai tantangan dalam pengembangan kecerdasan artifisial (artificial intelligence/AI) di Tanah Air, termasuk soal keterbatasan SDM AI dan digital.
Dengan bangga, Luhut mengisahkan pengalaman dirinya mengasah talenta-talenta muda berbakat di Sumatera Utara melalui pendirian AI Center IT Del Toba. Ia mengatakan, generasi muda di Indonesia memerlukan arah pengembangan sistematis agar bisa mengoptimalkan potensi berbakat mereka.
"Anda bayangkan di pinggir Danau Toba ada pusat AI bernama AI Center IT Del Toba. Potensi anak-anak di republik ini hebat kok. Indonesia ini hebat, kita mau atau tidak menjadikan negara ini hebat? Tergantung kita semua," kata Luhut di Jakarta, awal Juni lalu.
Baca Juga: Jalan Panjang Lintasarta Bertransformasi Jadi AI Factory
Luhut mengakui, Indonesia masih kekurangan talenta AI. Oleh karena itu, setiap pihak perlu bekerja sama mendorong generasi muda agar mampu menguasai kecerdasan buatan. Dukungan tersebut mencakup pemberian pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan industri terkini.
Ia mengisahkan, dirinya mengirim beberapa generasi muda ke Universitas Tsinghua, China, untuk belajar soal AI. Perlu diketahui, Universitas Tsinghua dikenal luas memiliki program studi yang fokus dalam pengembangan talenta unggul di bidang AI.
"Kita bisa, asal kita kompak," tegasnya.
Persoalan kesenjangan talenta digital merupakan sebuah tantangan yang perlu diatasi apabila Indonesia ingin mengoptimalkan potensi digital ekonomi dalam negeri. Dalam sebuah laporan berjudul Unlocking Indonesia's Economic Potential for Future Prosperity, IBM mengatakan kekurangan talenta digital merupakan persoalan di industri nasional saat ini.
Adapun, McKinsey & Company melaporkan hasil riset berjudul The State of AI: How Organizations are Rewiring to Capture Value. Riset tersebut melaporkan bahwa para pelaku industri kesulitan memperoleh talenta digital saat mengadopsi teknologi AI khususnya di bidang arsitek data, ahli data AI, dan spesialis terkait etika AI.
Terkait hal tersebut, Presiden Direktur dan CEO Lintasarta, Bayu Hanantasena, mengatakan kolaborasi erat antara pelaku industri, pemerintah, akademisi, hingga komunitas akan mampu mencetak talenta AI unggul di Indonesia.
Bayu Hanantasena menjelaskan, Lintasarta memiliki beberapa program unggulan hasil kolaborasi dengan multipihak yang memiliki tujuan untuk mencetak talenta AI unggul tersebut. Ia menambahkan, beberapa program unggulan Lintasarta seperti Laskar AI, AI Merdeka, hingga TalentDNA.
"Lintasarta hadir untuk memberdayakan Indonesia dengan mempercepat pengembangan potensi digital bangsa," katanya sebagaimana dikutip Olenka di Jakarta, Jumat (13/6/2025).
Bahu-Membahu
Salah satu wujud kolaborasi untuk mempercepat adopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) di Indonesia adalah program AI Merdeka. Gerakan ini merupakan hasil kolaborasi dari Indosat, Lintasarta, dan ecosystem partners.
Bayu Hanantasena mengatakan program AI Merdeka berfokus pada pengembangan talenta digital unggul dan mendorong lahirnya solusi berbasis AI yang inovatif sehingga memperkuat posisi kepemimpinan Indonesia di kancah digital global. Ia berharap, program AI Merdeka dapat memberikan dampak berkelanjutan terhadap pengembangan ekosistem digital Indonesia.
"Melalui peluncuran AI Merdeka, kami menciptakan sebuah gerakan yang tidak hanya berfokus pada kemajuan teknologi, tetapi juga pada persiapan talenta digital berkompetensi unggul yang siap mendukung kedaulatan digital di Indonesia," ujarnya.
Program AI Merdeka mencakup subprogram seperti Laskar AI dan Semesta AI. Masing-masing subprogram tersebut dijalankan oleh Lintasarta dengan menggandeng pihak lain seperti Laskar AI yang merupakan hasil kerja sama dengan Dicoding Indonesia.
Laskar AI ini merupakan program beasiswa yang dirancang untuk mengembangkan generasi profesional AI melalui pelatihan machine learning dan data science. Diharapkan, Laskar AI dapat mencetak talenta AI unggulan Indonesia yang siap menghadapi tantangan industri.
"Laskar AI menjadi bagian dari komitmen bersama untuk membangun masa depan bangsa dengan melahirkan talenta digital terbaik siap AI dalam rangka meningkatkan potensi digital serta mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional," tuturnya.
Inisiatif Lintasarta untuk melakukan kolaborasi dengan banyak pihak guna mencetak talenta AI lokal melalui berbagai macam program inovatif tentu perlu dukungan dari semua pihak. Hal ini perlu dilakukan agar program inovatif Lintasarta tersebut dapat berjalan secara berkelanjutan dan memberikan hasil yang optimal.
Adapun, Luhut Binsar Pandjaitan kembali menegaskan bahwa perlu ada kolaborasi antara sektor publik dan swasta dalam mewujudkan talenta, infrastruktur, dan ekosistem AI yang saling terintegrasi.
"Indonesia harus bergerak cepat agar tidak tertinggal. Pengembangan AI adalah katalis bagi akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional," pungkas Luhut.