Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta Kamdani, menegaskan bahwa Indonesia menghadapi tantangan serius dalam penyediaan lapangan kerja berkualitas, terutama ketika negara tengah memasuki puncak bonus demografi. Dengan jumlah angkatan kerja yang terus meningkat, ketersediaan pekerjaan menjadi faktor krusial agar tenaga kerja terserap secara optimal.
Shinta mengungkapkan kekhawatirannya melihat fenomena antrean panjang pelamar kerja di berbagai job fair. Ia mencontohkan salah satu perusahaan anggota Apindo yang hanya membuka 20 lowongan, tetapi menerima hingga seribu pelamar.
Baca Juga: APINDO: Produksi Benang POY dan DTY Nasional Masih Jauh Dibawah Kebutuhan
“Ini satu kekhawatiran yang harus kita jaga, bagaimana Indonesia bisa punya cukup lapangan pekerjaan,” ujarnya.
Menurutnya, persoalan tidak berhenti pada terbatasnya jumlah lowongan. Definisi “bekerja” dalam penghitungan nasional yang menetapkan satu jam kerja per minggu sudah dianggap bekerja, dinilai turut membuat angka pengangguran tampak rendah. Namun, kenyataannya, banyak pekerja masuk ke sektor informal karena tidak tersedianya pekerjaan formal yang memadai.
Baca Juga: Blak-blakan Kemenaker: 10 Tahun Lagi 50 Persen Pekerjaan Bakal Diganti AI
“Karena kita tidak cukup lapangan pekerjaan, apa yang terjadi adalah masuk semua ke tenaga kerja informal,” jelas Shinta.
Saat ini, lebih dari 59% pekerja Indonesia berada di sektor informal, mulai dari usaha kecil mandiri hingga pengemudi ojek online.
Tingginya proporsi pekerja informal membawa tantangan tersendiri. Pekerja informal umumnya tidak memiliki pendapatan tetap, tidak mendapat perlindungan jaminan sosial, serta rentan terhadap kondisi ekonomi yang fluktuatif.
Baca Juga: Pemimpin Harus Punya Skill Delegasi Pekerjaan ke Orang yang Tepat
Dengan demikian, Apindo menegaskan komitmennya untuk terus mendorong terciptanya lebih banyak pekerjaan berkualitas. Untuk itu, Shinta menilai pemerintah perlu menjaga iklim investasi dan memastikan dunia usaha dapat bertumbuh dengan sehat agar mampu membuka lebih banyak peluang kerja yang layak.