Wartawan senior Indonesia, Andy Flores Noya, memberikan pandangannya soal fenomena anak-anak tumbuh di era digital. Menurutnya, teknologi adalah ‘pisau bermata dua’ yang tidak bisa ditolak, tetapi harus dikelola dengan bijak oleh orang tua.

“Saya kebetulan hidup ketika anak-anak saya sudah dewasa di era digital ini. Jadi anak saya yang paling kecil itu umurnya sudah 27 tahun, yang gede sudah 39. Jadi saya tidak mengalami masa bagaimana anak-anak kecil ini tumbuh dengan gadget,” tutur Andy, dalam sebuah video, sebagaimana dikutip Olenka, Rabu (3/9/2025).

“(Gadget) ini kan memang pisau bermata dua, ada yang anti banget sehingga tidak boleh menyentuh,” tambah Andy.

Pria kelahiran Surabaya, 6 November 1960 ini menilai, ada dua pandangan besar orang tua menghadapi gempuran teknologi. Pertama, yang sangat anti dan melarang anak menyentuh gadget. Kedua, yang memilih untuk membiarkan anak tumbuh sesuai zamannya dengan pendampingan orang tua.

“Sementara ada pasangan muda yang bilang enggak, mereka hidup di dunia nyata sekarang ini di mana kalau mereka ketinggalan memanfaatkan teknologi atau tidak mengenal teknologi, mereka akan digilas oleh zaman,” jelasnya.

Andy sendiri mengaku lebih condong ke pilihan kedua. Baginya, teknologi tidak bisa dilawan, sehingga orang tua perlu berperan sebagai pengawas, pendamping, dan pendidik.

“Saya cenderung pro yang terakhir. Saya bilang ini kan soal pengawasan, soal memilih, memilihkan, soal mengawasi, dan soal menjelaskan, mengedukasi anak-anak tentang bahaya dan tidaknya. Digitalisasi di mana-mana, terus kita melarang anak kita pegang gadget dan membatasi mereka, jangan-jangan satu hari mereka akan digilas oleh zaman,” tegas Andy.

Baca Juga: Pesan Andy F Noya: Tunjukkan Rasa Cinta ke Orang Tua Anda Selagi Masih Hidup