Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam acara "Macro Day Event" di Jakarta, turut meyakinkan investor terkait ketahanan perekonomian Indonesia.

Dalam catatannya, ekonomi Indonesua konsisten tumbuh di kisaran 5 persen di tengah ketidakpastian ekonomi global. 

Baca Juga: The Grand Outlet Bali Mulai Pembangunan Konstruksi di Kawasan Ekonomi Khusus Kura Kura Bali

Baca Juga: Erick Thohir: IKN untuk Pertumbuhan Ekonomi dan Pemerataan

Tercatat, dalam triwulan-I 2024, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,11 secara tahunan (yoy) dengan inflasi bulan Juni 2024 dalam rentang yakni 2,5 persen (yoy).

“Di mana lagi Anda melihat pertumbuhan dan situasi seperti itu secara global? Saya pikir Indonesia berada di posisi tiga besar di antara negara G20 dalam hal pertumbuhan dan inflasi. Dan utang Pemerintah juga di bawah 40 persen,” katanya, Senin kemarin.

Selain itu, ia juga menjelaskan jika pada paruh waktu kedua tahun 2024, sektor konsumsi tetap menjadi pendorong pertumbuah ekonomi serta didukung oleh kebijakan pemerintah untuk menstabilkan harga.

Sementara itu, pada sektor keuangan yakni pertumbuhan kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) menunjukkan tren meningkat dan pertumbuhan kredit perbankan berada di atas 11 persen pada tahun ini.

“Salah satu pendorong utama kami adalah dari infrastruktur. Lalu efisiensi bisnis, efisiensi Pemerintah, dan kinerja ekonomi. Salah satu hal yang juga kami kuatkan adalah di pasar tenaga kerja. Dan pasar tenaga kerja, sebenarnya, kita nomor dua dari seluruh negara. Itu karena kami memperkenalkan Undang-Undang Cipta Kerja,” katanya.

Lebih lanjut, anak buah Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini pun memaparkan terkait visi Indonesia Emas 2045, yang bertujuan untuk mencapai PDB nominal sebesar 9,8 triliun dolar AS.

“Berikut adalah hal yang akan terus kami kembangkan ke depan, yakni tiga mesin pertumbuhan. Salah satunya adalah konvensional, hilirisasi. Hilirisasi sudah banyak kita lakukan. Termasuk pada mineral nikel. Dan juga melalui proyek infrastruktur, proyek strategis nasional. Kemudian tentu saja kerja sama internasional dan ketahanan pangan,” jelasnya.

Tak hanya itu, ia juga menyebut jika pemerintahan Jokowi terus berkomitmen untuk mendukung sektor teknologi dan manufaktur, termasuk mengembangkan industri terkait komponen semikonduktor seperti produksi komponen kendaraan listrik (EV). (Ant)