Huawei terus berupaya mendorong pemanfaatan teknologi digital yang sedang berkembang, seperti 5G, komputasi awan, AI, dan big data, sebagai landasan penting bagi industri tenaga listrik dalam mempercepat babak baru revolusi teknis global. Komitmen ini ditegaskan Huawei dalam perhelatan ekosistem energi terbarukan Electricity Connect 2024 yang bertema Go Beyond Power: Energizing the Future, diselenggarakan oleh Masyarakat Ketenagalistrikan Indonesia (MKI), bekerja sama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PLN.

Jason Li, President of Global Marketing and Solutions for Huawei Electric Power Digitalization Business Unit, mengatakan bahwa berbagai upaya menuju netralitas karbon akan mendorong pertumbuhan yang cepat dalam energi dan elektrifikasi hijau. Data awal menunjukkan bahwa kapasitas PV surya yang terpasang di Indonesia telah mencapai sekitar 717,7 MW dan jumlah kendaraan listrik yang terdaftar juga berlipat ganda, mencapai 2.704 unit, dengan target tingkat penyelesaian sebesar 261%.

Baca Juga: Usung Tema Ekonomi Hijau Indonesia, Huawei Supplier Convention 2024 Kembali Dihelat

"Rangkaian perubahan ini menghadirkan tantangan besar bagi perusahaan listrik, terutama di sisi distribusi. Guna mengatasi tantangan tersebut, perlunya pembangunan infrastruktur digital yang solid dengan menekankan pentingnya membangun arsitektur teknis yang berorientasi pada masa depan, terbuka, dan berkelanjutan. Intelligent Distribution Solution (IDS) dari Huawei didasarkan pada arsitektur cloud-pipe-edge-pipe-device yang memungkinkan peralihan dari digitalisasi satu titik ke digitalisasi yang terbuka, berkelanjutan, dan sistematis," jelasnya, dikutip Senin (25/11/2024).

Di luar implementasi di Shaanxi, Tiongkok, Jason menegaskan, "IDS juga telah membantu mendeteksi berbagai masalah di Eropa dan Afrika, mengidentifikasi titik-titik masalah, dan mengatasinya dengan cepat."

Di sela perhelatan Electricity Connect 2024, Huawei menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan PLN Nusantara Power untuk kerja sama yang mencakup pelaksanaan Proof of Concept dan penelitian tentang sistem penyimpanan energi baterai (BESS) dalam skenario jaringan mikro (micro-grid), MoU dengan PLN Suku Cadang dan juga PLN Nusa Daya mengenai kemitraan untuk pengembangan hibridisasi system di Indonesia. Penandatanganan MoU dilaksanakan oleh Direktur Utama PLN Nusantara Power, Ruly Firmansyah; Direktur Utama PLN Suku Cadang, Tommy Haposan; Direktur Utama PLN Nusa Daya, Feby Joko Priharto; dan Jin Song, CEO Huawei Indonesia Digital Power.

Pada kesempatan yang sama, Huawei Indonesia Enterprise Business Group dan Digital Power menerima penghargaan bersama dari MKI atas kontribusi besar mereka dalam pengembangan transformasi digital tenaga listrik dan transisi energi terbarukan di Indonesia.

"Kami sungguh merasa terhormat dan bangga menerima penghargaan ini. Tanggung jawab aktif kami dalam mendorong transisi Indonesia menuju energi terbarukan dan menurunkan emisi karbon untuk membawa manfaat jangka panjang bagi industri, masyarakat, dan lingkungan terbukti dari kemitraan kami dengan semua pemangku kepentingan, terutama mitra strategis. Kami senang dapat mendukung Indonesia untuk membuat lompatan dalam transisi energi terbarukan," ujar Jin Song, CEO Huawei Indonesia Digital Power.

Selama lima tahun terakhir, Huawei Digital Power telah bekerja sama dengan mitra strategisnya untuk mendukung pengembangan energi hijau di Indonesia dengan membangun lebih dari 600 pembangkit listrik tenaga surya dan menghasilkan lebih dari 74 MW listrik. Di acara ini juga diadakan pertemuan tingkat tinggi antara Huawei dan PLN Nusantara Power untuk membahas pengembangan baterai micro-grid di Indonesia.