Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengakui saat ini masih banyak terjadi ketimpangan di tengah masyarakat baik ketimpangan sosial maupun ekonomi. Menurutnya ini adalah salah satu pekerjaan berat yang mesti dituntaskan pemerintah sebagai langkah awal menyongsong Indonesia Emas pada 2045 mendatang.
Menurut Ketua Umum Partai Demokrat itu, salah satu ketimpangan yang sangat kentara terlihat sekarang ini adalah ketimpangan ekonomi yang memisahkan kelompok masyarakat miskin dan yang mampu. Berdasarkand data yang dimiliki pihaknya saat terdapat 10 juta Kepala Keluarga yang tak punya rumah, bahkan 27 juta keluarga tercatat menempati Rumah Tak Layak Huni (RTLH).
Baca Juga: Prabowo Diminta Ikut Langkah Donald Trump Keluar dari WHO
Pemerintah melalui kementerian yang ia pimpin lanjut AHY saat ini tengah menggodok berbagai kebijakan untuk mengentaskan masalah ini. Setidaknya mereka telah menggagas tiga agenda penting untuk diselesaikan secepatnya, salah satu dari agenda itu adalah membangun pemukiman warga dan renovasi rumah tak layak huni lewat kementerian-kementerian yang berada di bawah naungan Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan
“Saat ini yang belum punya rumah tercatat ada 10 juta kepala keluarga, ada 27 juta kepala keluarga yang menghuni rumah tidak layak huni, inilah mengapa program-program pembangunan dan renovasi rumah harus gencar, mengapa? karena dengan itu kita bisa menghadirkan kehidupan yang baik,” kata AHY dalam sambutannya di acara diskusi publik ‘100 hari kabinet 100 menteri’ Jumat (31/1/2025).
Selain pembangunan infrastruktur yang berorientasi pada pembangunan SDM, AHY menyebut juga menarget pembangunan infrastruktur yang berorientasi pada terciptanya kemandirian pangan, energi, dan air, salah satu contohnya adalah pembangun infrastruktur yang menunjang kemajuan pertanian Indonesia.
Pembangunan infrastruktur pertanian lanjut AHY bakal dilakukan secara terkonsep sehingga benar-benar berdampak pada produktivitas pertanian Indonesia.
“Bapak Presiden Prabowo Subianto mengatakan, jangan membangun infrastruktur hanya untuk membangun infrastruktur, tapi bangunlah infrastruktur yang berdampak langsung pada produktivitas dan peningkatan kesejahteraan masyarakat kalau membangun bendungan berarti harus dipastikan, irigasinya baik primer, sekunder, tersiernya tersambung dan mengairi sawah-sawah rakyat, para petani senang, karena akan semakin produktif,” ujarnya.
Selain dua agenda yang disebutkan di atas, AHY mengatakan pihaknya juga bakal membangun infrastruktur yang berorientasi pada peningkatan konektivitas yang menghubungkan satu daerah dengan daerah lainnya.
Dia mengakui saat ketimpangan pembangunan infrastruktur masih terjadi antara kawasan Pulau Jawa dan di luar Pulau Jawa, namun untuk membuat kawasan nusantara terkoneksi dengan baik, pemerintah juga tak bisa gegabah membangun infrastruktur seperti bandara atau jalan tol tanpa perhitungan matang yang pada akhirnya semua infrastruktur yang menelan anggaran jumbo itu tak terpakai secara efektif dan akhirnya sepi peminat Diakui AHY kasus seperti ini sudah kerap terjadi di Indonesia, banyak infrastruktur yang tak tepat guna dan terkesan mubazir.
“Kita harus jujur mengatakan bahwa ada beberapa proyek infrastruktur yang sudah terbangun sudah jadi, tapi tidak optimal, betul? kita mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah membangun infrastruktur lintas pemerintahan lintas kepemimpinan,” pungkasnya.